balitribune.co.id | Bangli - Seorang siswa SMAN 1 Bangli, I Gede AA, diduga dianiaya oleh temannya hingga menyebabkan luka pada bagian mata kanan. Orang tua Gede AA, I Nengah Soma Arta saat dikonfirmasi mengatakan jika anaknya mengalami luka pada bagian mata, hingga melalui proses operasi.
Soma Arta menjelaskan, anaknya dan pelaku sama-sama siswa SMAN 1 Bangli, meski berbeda kelas. Keduanya mengikuti les di kelas yang sama. Terkait kasus yang terjadi, kata Soma Arta, anaknya mengikuti kegiatan les di salah satu tempat les di wilayah Bangli.
Pada Sabtu (18/11) anaknya hadir di tempat les. Ketika itu saling ngobrol dan bercanda dengan temannya. Saat itu sempat bermain lempar kertas. "Saat itu kertas tersebut lewat di depan Komang S. Yang bersangkutan gebrak meja hingga HP anak saya jatuh. Saat itu anak saya diam saja," jelasnya Minggu (26/11).
Selang beberapa hari, tepatnya pada Selasa (21/11), anaknya kembali mengikuti les. Gede AA sedang mengobrol dengan temannya sedangkan Komang S lewat di dekatnya. "Anak saya tidak ada membicarakan dia, mereka membahas yang lain," ujarnya.
Tidak berselang lama, baik Gede AA maupun Komang S pergi ke mini market untuk belanja. "Pada saat itu posisi anak saya di dalam mini market. Sementara di luar Komang S berkata ne ken panak Soma (yang mana anaknya Soma). Dari kata-kata terkesan menantang, padahal saya sendiri tidak tahu anak ini siapa," ucapnya.
Mendengar perkataan tersebut, Gede AA keluar dari mini market dan menendang bagian kaki Komang S. "Bagian kaki atau pantatnya, saya kurang tau persis, tapi itu tidak keras," ujarnya.
Ketika itu ada saksi yang merupakan siswa dari sekolah lain yang ikut les di tempat tersebut. "Tentu, saksi tersebut tidak ada keberpihakan kepada siapa pun," sebutnya.
Kemudian Komang S, membawa mie dan mie jatuh. Komang S juga membawa minuman kemasan kaleng. Minuman yang masih utuh tersebut yang digunakan untuk memukul Gede AA. Akibatnya Gede AA mengalami luka pada mata kanan. "Anak saya sampai mendapat beberapa jahitan dan sampai sekarang belum bisa kemana-mana. Untuk ujian pun harus menyusul," bebernya.
Disampaikan pula, pihaknya sudah menjelaskan kondisi anaknya ke pihak sekolah. Namun hingga kini belum ada tindakan apa-apa. Sehari setelah kejadian, memang dirinya diundang untuk mediasi, tetapi bersamaan dengan operasi Gede AA. Sehingga dirinya tidak bisa ikut mediasi. "Saat itu anak saya mau diambil tindakan. Tentu saya tidak bisa meninggalkan anak untuk mediasi itu. Setelahnya tidak ada kelanjutan hingga saat ini," sambungnya.
Pihaknya menyayangkan tidak ada tindak lanjut dari sekolah. Komang S bisa leluasa mengikuti kegiatan sekolah sementara anaknya kini tidak bisa mengikuti ujian. "Paling tidak ada tindakan agar ada efek jera. Mungkin diskors, tapi nyatanya dia leluasa mengikuti ujian," tegasnya. Pihaknya berharap ada respon dari sekolah, sehingga ke depan permasalah tidak melebar.
Dikatakan pula, dari pihak orang tua Komang S sempat menemuinya untuk meminta maaf, tetapi setelah itu tidak ada komunikasi lagi.
Atas kasus ini, pihaknya sudah melakukan pengaduan ke Polres Bangli. Rencananya jika anaknya sudah membaik akan dilakukan pelaporan resmi. Untuk pelaporan resmi, anaknya akan dimintai keterangan. "Segera kami akan melakukan laporan resmi," imbuhnya.
Sementara itu pihak SMAN 1 Bangli belum bisa diminta keterangan.