Diduga Hipotermia, Pendaki Asal Yogyakarta Ditemukan Tewas Dekat Kawah Gunung Agung | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 November 2024
Diposting : 13 March 2024 20:33
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune / EVAKUASI - Tim SAR Gabungan saat melakukan evakuasi jenazah korban,pendaki Gunung Agung

balitribune.co.id | Amlapura - Seorang pendaki ditemukan tewas saat melakukan pendakian ke puncak Gunung Agung. Tewasnya pendaki tersebut diduga mengalami Hipotermia akibat suhu rendah yang terjadi di puncak Gunung Agung, karena sebelumnya dilaporkan terjadi badai di puncak Gunung Agung.

Penemuan sosok mayat korban atau pendaki tersebut dilaporkan oleh salah seorang pendaki asal Rusia yang bernama Cogsted ke Polsek Rendang. Sementara mendapatkan laporan tersebut, Polsek Rendang langsung berkoodinasi dengan Basarnas Bali dan Pos SAR Karangasem untuk mengkroscek informasi tersebut bersama dengan Pemandu Lokal guna mengetahui kebenarannya.

Dua orang pendaki yang merupakan pemandu lokal, kemudian bergerak melakukan pendakian untuk mengecek ke lokasi mayat tersebut ditemukaan, dan setelah beberapa jam melakukan pendakian pemandu lokal tersebut berhasil sampai ke lokasi mayat dan melaporkannya ke Tim SAR gabungan bahwa benar ada sesosok mayat ditemukan di ketinggian 2800 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL) dalam posisi tertelungkup.

“Selanjutnya Tim SAR Gabungan yang terdiri dari unsur Basarnas, Polda Bali, Polres Karangasem, BPBD, TNI dan Pemandu Lokal yang terbagi dalam beberapa tim, melakukan pendakian ke lokasi mayat tersebut ditemukan,” tegas Kapolsek Rendang, Kompol I Made Suadnyana, Rabu (13/3).

I Nyoman Sidakarya, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) mengatakan, sesosok jenazah yang belum diketahui identitasnya ditemukan di Puncak Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, pada koordinat 8°20'31.12"S - 115°29'35.81"E, di ketinggian sekitar 2833 Mdpl, Selasa (12/3/2024) siang. Ciri-cirinya, menggunakan jaket dan celana panjang warna hitam, rambut putih (beruban), membawa tas berwarna hijau.

Tidak ada yang mengetahui kapan tepatnya korban memulai pendakian di Gunung Agung, karena sebenarnya sudah ada larangan untuk melakukan pendakian dari pemerintah setempat. Larangan tersebut berkenaan adanya upacara keagamanan Ida Batara Turun Kabeh.

"Info awal kami terima melalui group potensi SAR yang menyatakan bahwa seorang pendaki WNA menemukan jenasah, selnjutnya berkoordinasi dengan BPBD serta pemandu lokal setempat, akhirnya dipastikan informasi tersebut A1 pada pukul 19.00 Wita," terang I Nyoman Sidakarya,

Sore itu, kurang lebih pukul 17.00 Wita 2 orang pemandu lokal mendaki melalui Pengubengan dan setelah 2 jam lebih perjalanan, mereka tiba di lokasi penemuan jenasah. Kondisi cuaca di lokasi berkabut tebal dan angin sangat kencang, maka proses evakuasi tidak memungkinkan untuk dilaksanakan malam kemarin.

"Rabu pagi tadi pada pukul 03.00 Wita tim SAR gabungan sudah bergerak dari Pos Pengubengan, dan normalnya perjalanan pergi dan pulang sekitar 6 jam, tentunya akan memerlukan waktu lebih lama karena mengevakuasi jenasah," jelas Sidakarya.

Sebanyak 10 personil Pos SAR Karangasem terlibat dalam operasi SAR kali ini. Sementara itu, setiap pergerakan tim SAR gabungan terus dipantau oleh petugas siaga Basarnas Bali. Unsur SAR lainnya yang terlibat diantaranya, Koramil Karangasem, Babinsa Rendang, SAR Samapta Polda Bali, Polres Karangasem, Polsek Rendang, BPBD Karangasem, potensi SAR dan pemandu lokal.

Sementara pada Rabu siang sekitar pukul 12.30 Wita, Tim SAR gabungan telah berhasil tiba di lokasi mayat tersebut dan setelah dilakukan pemeriksaan diketahui jika mayat tersebut atau korban bukan WNA, sebaliknya korban adalan WNI yang bernama lengkap Alexander Bimo Aryotedjo (60) warga asal Yogyakarta. Setelah dimasukkan kedalam kantung jenazah, mayat korban langsung dievakuasi turun oleh Tim SAR Gabungan, proses evakuasi memakan waktu yang cukup lama karena kondisi cuaca di puncak Gunung Agung kurang bersahabat.