balitribune.co.id | Gianyar - Suasana menegangkan sempat menyelimuti proses mulang pakelem di Pantai Masceti, Blahbatuh, Gianyar, Senin (2/9) pagi. Dimana salah satu perahu yang ditumpangi Ida Padanda Lanang Istri dan Panglingsir Puri Agung Peliatan, Cokorda Gde Putra Nindia dihantam ombak dan mengalami mati mesin. Syukurnya dua perahu lainnya berhasil melakukan penggiringan hingga ke tepian dan tidak ada korban dalam kejadian itu.
Dari informasi yang diterima, dalam puncak prosesi melasti serangkaian karya agung di Desa Adat Teges Kanginan, Peliatan, Ubud dilaksanakan pakelem ratu Bagia ke Laut. Menggunakan tiga perahu dan salah satunya dintumpangi oleh Ida Pedanda Lanang Istri dari Griya Peling Padangtegal, Ubud dan Panglingsir Puri Agung Peliatan, Ida Cokorda Gde Putra Nindia. Sekitar 300 meter dari bibir pantai, tiba-tiba perahu naas itu dihantam ombak pasang berulang kali. Nelayan yang mengemudikan perahu pun terlihat panik sembari meminta nelayan di dua perahu lainnya merapat. Dari kejauhan diduga perahu tersebut mengalami mati mesin.
Masyarakat dari bibir pantai yang mengetahui hal tersebut pun panik. Sebab perahu sempat terombang ambing di tengah laut, dengan kondisi ombak yang relatif tinggi. Namun beruntung saat di lokasi kejadian, telah banyak anggota Balawista BPBD Gianyar yang ditugaskan untuk mengamankan prosesi ini.
Syukurnya, para nelayan dari dua perahu lainnya cukup cepat melakukan pertolongan. Di tengah laut dengan kondisi ombak pasang, Ida Pedanda dan Cok Ninda dipindahkan ke perahu lainnya. Dalam proses itu, teriakan histeris warga yang menonton pun menambah ketegangan. Setelah berhasil pindah perahu, lanjut di evakuasi ke bibir pantai. Puluhan petugas balawista dan masyarakaat pun bersiaga di bibir pantai sembari membantu melakukan penurunan dari perahu.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Prasesta membenarkan kejadian tersebut. Disebutkan salah satu perahu yang melakukan prosesi pakelem mengalami mati mesin. Perahu tersebuat posisinya sekitar 300 meter dari bibir pantai.
"Kejadiannya terjadi setelah prosesi upacara mulang pakelem, kira-kira 300 meter dari bibir pantai," ujarnya.
Lanjutnya, perahu dan orang yang ada di atas perahu telah dievakuasi dalam keadaan selamat. Adapun proses evakuasinya, kata dia, saat itu Ida Pedanda dan panglingsir puri dipindahkan ke perahu lainnya, lalu dibawa ke pesisir.
"Proses evakuasi penumpang di perahu yang rusak, Ida Pedanda dan Panglisir Puri dipindahkan ke perahu yang menolong lalu beliau diantar sampai bibir pantai Masceti, lalu perahu kembali ke laut untuk menarik perahu yang mesinnya mati menuju Pantai Cucukan," ujarnya.