balitribune.co.id | Mangupura - Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Perhubungan (Dishub) menyiapkan ratusan personel dalam melakukan pengaturan lalu lintas untuk kegiatan melasti menjelang hari raya nyepi. Untuk mengantisipasi adanya kemacetan lalu lintas, Dishub pun akan menugaskan personelnya di titik yang dipastikan akan mengalami kepadatan lalu lintas akibat adanya kegiatan Melasti.
Bahkan dalam pengaturan lalu lintas itu, Dishub menurunkan kekuatan penuh dengan total personel berjumlah 188 orang. Hal itu dikatakan Kadishub Kabupaten Badung AA Ngurah Rai Yudha Darma saat memaparkan pelaksanaan tawur kesanga tahun caka 1946 di Kabupaten Badung pada Rabu, 6 Februari 2024.
Pihaknya mengaku, ratusan personel itu akan dibagi dua yakni 70 orang dari UPTD Pengelola Prasarana Teknis Perhubungan Badung Selatan dan 70 orang dari UPTD Pengelola Prasarana Teknis Perhubungan Badung Utara.
Sementara untuk personel yang lain, yakni 18 orang staf tenis ATCS dari Bidang Lalu Lintas dengan Pengendali Operasional Lapangan dan ada 50 personel yang bertugas mematikan PJU jelang hari raya Nyepi.
“Ratusan personel ini akan melakukan penjagaan dan pengaturan lalu lintas membantu rekan Kepolisian sebagai bentuk kolaborasi antar instansi terkait di jalan raya. Jadi ada beberapa simpang-simpang jalan yang kita lakukan penjagaan,” ujar Rai Yuda Darma.
Menurutnya, ada beberapa titik simpang yang disinyalir akan mengalami kepadatan lalu lintas akibat terjadinya upacara pemelastian. Selain di wilayah Badung Selatan wilayah Badung Utara juga biasa terjadi rawan kemacetan.
Diakui beberapa simpang yang diatensi mulai simpang Gunung Sanghyang Kerobokan, simpang Semer Kerobokan dan simpang Petitenget. Sedangkan, untuk di Badung Utara pelaksanaan melasti ke segara kebanyakan mempergunakan moda transportasi darat dengan waktu keberangkatan lebih pagi.
“Simpang-simpang tersebut akan menjadi jalur melasti tiga Desa Adat yang akan menuju Segara Petitenget. Desa adat yang akan melalui simpang ini adalah Desa Adat Kerobokan, Desa Adat Padang Luwih Dalung, Desa Adat Padangsambian. Mereka akan berjalan kaki melakukan pemelastian,” sambungnya.
Dijelaskan, waktu keberangkatan Melasti berbeda-beda, diantaranya Desa Adat Padang Luwih akan berangkat ke pantai pukul 09.00 Wita, Desa Adat Kerobokan akan berangkat ke pantai pukul 09.30 Wita dan Desa Adat Padangsambian akan berangkat ke pantai pukul 10.30 Wita. Sedangkan, untuk pulang atau balik dari segara Petitenget diperkirakan pukul 14.00 Wita peserta Melasti akan sudah kembali ke tempat masing-masing.
“Mengingat akan ada kemacetan, kami imbau kepada masyarakat pengguna jalan di ruas jalan Raya Kerobokan yang akan melewati Simpang Kerobokan agar menghindari simpang Kerobokan dengan mencari jalur alternatif pada jam-jam tersebut,” ucapnya.
Birokrat asal Kerobokan, Kuta Utara ini juga mengimbau pengguna jalan yang tujuan perjalanan ke Kuta, Seminyak dan ke jalan raya Petitenget-Batubelig tidak melintas pada jam-jam tersebut. Mengingat pasti akan ada kemacetan.