BALI TRIBUNE - Sebanyak 45 penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai, antara lain Jetstar, Cathay Pacific, Thai Lion Air, Garuda Indonesia, Indonesia Airasia, Virgin Australia, dan Cathay Dragon dengan jumlah total penumpang 5.545 orang, hingga Minggu (26/11) pukul 17.00 Wita batal terbang (cancel) karena erupsi Gunung Agung.
Selain itu, sebanyak 7 penerbangan dengan status ex postponed (awalnya ditunda namun telah berangkat). Sedangkan yang delay atau mengalami penundaan keberangkatan sebanyak 7 penerbangan. Sementara data penerbangan kedatangan internasional yang sempat mengalami penundaan, sebanyak 2 penerbangan dengan jumlah penumpang 150 orang. Khusus untuk penerbangan kedatangan domestik, tidak ada penundaan maupun pembatalan keberangkatan.
Berdasarkan Notam pada Minggu sore, Bandara Internasional Lombok dinyatakan ditutup dikarenakan terdampak abu vulkanik Gunung Agung dari pukul 17.55 Wita hingga Senin (27/11) pukul 06.00 Wita.
Terkait dengan itu, PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai telah menyiapkan sejumlah fasilitas kepada wisatawan apabila bandara ditutup dikarenakan peningkatan aktivitas Gunung Agung.
Fasilitas yang disediakan pihak bandara, antara lain memberikan kemudahan kepada para penumpang untuk proses reschedule, menyediakan hiburan, wisatawan (penumpang) yang tidak memiliki biaya akan diberikan tempat tidur, makanan, minuman gratis.
Pihak bandara menyediakan 300 bus gratis yang mengantar penumpang ke terminal terdekat, jika pindah moda transportasi. "Misalkan ada yang mau menggunakan transportasi laut melalui Pelabuhan Gilimanuk menuju Surabaya, maka akan diantar dengan bus gratis menuju terminal bus terdekat," ucap General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi di bandara setempat, Minggu (26/11).
Dia mengatakan wisatawan dan penumpang akan diberikan fasilitas tidur di gate 6 terminal keberangkatan. "Kami siapkan 300 bus gratis. Begitu bandara dinyatakan tutup maka jeda 1 jam kita proses wisatawan mana yang mau pindah moda transportasi," sebut Yanus.
Setelah Gunung Agung mengalami erupsi yang ketiga pada Sabtu (25/11) pukul 23.00 Wita, maskapai Virgin Air, KLM, Jetstar, Qantas, Airasia melakukan penundaan keberangkatan rute internasional dari Bali dengan jumlah 14 penerbangan dengan 2.351 penumpang.
Sedangkan penerbangan domestik yang ditunda adalah Airasia Extra tujuan Denpasar-Cengkareng dengan 161 penumpang. "Penerbangan yang ditunda ini pada hari ini (Minggu, 26/11) telah berangkat ke tujuan masing-masing," ungkapnya.
Kepala Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV Bali dan Nusa Tenggara, Herson, mengungkapkan dari 24 perusahaan penerbangan yang beroperasional di Bandara Ngurah Rai, tidak semuanya memberlakukan penundaan penerbangan. Penundaan dan pembatalan tersebut murni kebijakan dari maskapai masing-masing dengan alasan keselamatan penerbangan meskipun Bandara Ngurah Rai masih tetap beroperasional dengan normal.
Dia menerangkan, bandara ditutup jika abu vulkanik Gunung Agung telah mengarah ke selatan dan barat daya. Namun sejauh ini, abu vulkanik mengarah ke timur Bali dan tenggara, yaitu Lombok.
Otban, kata dia, terus melakukan pemantauan abu vulkanik dengan paper test, namun hasilnya nihil. Sehingga Bandara Ngurah Rai masih beroperasi secara normal.
Herson menjelaskan, untuk menentukan penutupan bandara tergantung tiga indikator yaitu Badan Meteorologi Klimatoligi dan Geofisika (BMKG) serta data dari Darwin Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC Darwin) dan informasi Pirep (Pilot Report).
Kepala Stasiun BMKG Ngurah Rai, Bambang Hargiyono mengatakan current aviation colour code (Vona) berwarna merah hanya di area tertentu yang secara nyata abu vulkanik terdeteksi. "Bukan berarti bandara harus tutup," cetusnya.
Dia menyebutkan, warna merah kondisi tertinggi kedaruratan. Sebaran abu vulkanik mengarah ke tenggara. Sementara jarak pandang dinilai bagus karena dapat terlihat lebih dari 10 km.
Sementara itu, GM AirNav Cabang Denpasar, Eko Setiawan memaparkan, dasar utama penutupan bandara apabila ada keretakan di landasan, ditemukan abu vulkanik di bandara dan sekitarnya serta area aktivitas pesawat tertutup abu vulkanik. "Apabila pertama dan kedua tidak terjadi, tapi ketiga bisa saja terjadi. Tapi sampai saat ini belum terjadi ketiga-tiganya," paparnya.