
balitribune.co.id | Bangli - Warga Banjar Seribatu Desa Penglumbaran,Kecamatan Susut Bangli digegerkan dengan penemuan bayi diatas lapak pedagang durian, pada Selasa (6/5) sekira pukul 06.30 wita. Bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut kini dirawat di RSUD Bangli.
Kapolsek Susut. AKP I Nyoman Sucipta saat dikonfirmasi membenarkan penemuan bayi yang lokasinya dekat kuburan tersebut. Bayi malang tersebut pertama kali ditemukan oleh Ni Ketut Sudiakerti (23) asal Banjar Seribatu.
”Saksi Ni Ketut Sudiakerti saat itu sedang mengantar keponakan sekolah, saat melintas keponakan saksi yang masih duduk di bangku SD tersebut menyampaikan ke saksi kalau melihat ada bayi di atas lapak, karena penasaran saksi lantas mendekati lapak dan ternyata ada bayi tergeletak di lapak,” ungkap AKP I Nyoman Sucipta.
Selanjutnya bayi tersebut langsung dilarikan ke Puskesmas Susut 1 yang jaraknya sekitar 1,5 kilo meter dari lokasi penemuan
Kata Kapolsek, belum diketahui siapa pihak yang membuang bayi tersebut di sana. Sebab lokasi bayi ini ditaruh masih berupa kawasan hijau yang jauh dari pemukiman warga. “Saat ditemukan bayi dengan ari-arinya belum lepas itu, masih dalam keadaan hidup,” ungkapnya.
Terkait kasus tersebut, aparat kepolisian baik dari Polsek Susut maupun Polres Bangli, telah melakukan penyelidikan. Polisi meminta data pada tempat bersalin di kawasan yang dekat dengan TKP, untuk mencari tahu orang yang habis melahirkan dan melakukan penyelidikan ke banjar-banjar maupun kosan/kontrakan, untuk mencari tahu orang hamil yang tiba-tiba kandungannya mengempis.
Sementara Kabid Pelayanan Medik RSUD Bangli, dr I Gede Sastrawan .M.Mars mengatakan bayi tiba di RSUD Bangli diantar petugas medis dari Puskesmas Susut 1. Kondisi bayi saat diterima dalam kondisi inportemia dengan suhu 35 Celcius.
“Kondisi bayi alami sesak dan hasi assessment bayi memilki berat 3060 gram dengan panjang 46 cm, plasenta masih utuh dan usia kehamilan 41 minggu,” ungkapnya
Lanjut Gede Sastrawan kondisi bayi alami infeksi paru-paru dan ada resiko alami infeksi menyeluruh. Selain itu ada beberapa kendala yakni buah zakar bayi belum turun (Undescended Testis).
“Saat ini di rencakan atau planning dari dokter penanggung jawan akan melakukan pemeriksaan LAB dan kultur darah serta rontegent untuk mengetahui kondisi infeksinya dan penyebabnya bayi dirawat di ruang Hematologi atau ruang fleksi,” kata Gede Sastrawan didampingi dokter penanggung jawab penerima dr I Wayan Suradhipa.
Sementara untuk pembiayaan bayi selama di rawat, kata Gede Sastrawan jika pihaknya sudah mendapat arahan dari Direktur RSUD Bangli dan juga sudah berkordinasi dengan Dinas Sosial.