Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Gempita Rakyat Perancis

Bali Tribune

BALI TRIBUNE - Akhirnya apa yang diharapkan rakyat Perancis terjadilah. Dengan mengandalkan serangan balik, Perancis akhirnya mengunci kemenangannya melawan Kroasia 4 : 2. Kemenangan ini mengantarkan Perancis tetap merengkuh piala dunia sepakbola, yang 4 tahun lalu sudah diraihnya.  Sejak Sabtu, 14 Juli 2018, sebelum babak final digelar, rakyat Perancis sudah tumpah rumah di sejumlah kota besar di Perancis, seolah tahu tim kebanggaan negerinya kembali meraih juara dunia.  Padahal, di tanggal 14 Juli itu, rakyat Perancis merayakan Hari Bastille sebagai La Fete Nationale (Hari Nasional). Perayaan ini disebut juga  Le quatorze julliet, untuk  memperingati tonggak historis  penyerbuan penjara Bastille,14 Juli 1789, awal dari Revolusi Perancis (1789 - 1794). Revolusi Perancis yang oleh Alexis de Tocqueville disebut "revolusi paling monumental" itu memang berhasil mengakhiri L' Ancien Regiem. Ya, rezim lama monarki absolut dari Raja Louis XVI dan sekutu-sekutunya: kaum  aristokrat pedagang, tuan-tuan tanah, dan penguasa gereja yang berselingkuh dengan kekuasaan. Sejak itu, Revolusi Perancis selalu diingat sebagai salah satu tonggak terciptanya prinsip-prinsip  demokrasi liberal dan juga sekularisme di dunia modern saat ini, dengan semboyannya:  "liberte,  egalite,  fraternite !". Biasanya peringatan momentum historis 14 Juli itu dirayakan secara kolosal, disertai parade militer,  konser musik, pesta dansa meriah  di Champs-Elysees, Paris, dan pesta kembang api spektakuler dengan latar belakang Menara Eiffel, juga di seluruh pelosok Perancis.                                      Tapi kali ini, momentum perayaan Le quatorze julliet (empat belas Juli) di Paris memang seakan "tenggelam" dalam eforia kemenangan timnas sepakbola Perancis --Les Bleus-- yang akan berlaga melawan Kroasia di final Piala Dunia 2018 di Russia, besok malam, Minggu 15 Juli. Eforia itu bahkan sudah terasa sejak Les Bleus lolos dalam babak penyisihan dan lanjut ke Russia.  Bahkan eforia semakin menggema ketika Mbappe dan kawan-kawan  berhasil lolos ke semifinal dengan menggilas tim-tim  tangguh macam Argentina (4 - 3) dan Uruguay  (2 -0);  serta mengalahkan Belgia (1 - 0) di semifinal ! Selain berhasil mencapai partai puncak, Les Bleus juga mampu memunculkan bintang-bintang  baru, di antaranya Antoine Griezmann dan  Kyllian "Pele" Mbappe!  Tapi yang lebih menarik lagi, Les Bleus adalah tim yang paling "colourful", mulai dari benderanya yang biru-putih-merah (Tricolore), hingga ke warna kulit para pemainnya: hitam, cokelat, putih (Afrika, Arab, Eropa). Hampir setengah timnas Perancis di laga Piala Dunia kali ini adalah keturunan imigran. Latar belakang mayoritas pemainnya yang imigran itu sekaligus menunjukan Les Bleus adalah tim sepakbola yang mampu mewujudkan spirit multikulturalisme di tengah fenomena antiimigran dan diskriminasi rasial, seperti yang kerap dikumandangkan tokoh ultranasionalis kanan Perancis, Le Pen.                                   Apakah spirit dari Revolusi Perancis yang diawali di Penjara Bastille 14 Juli 1789 dengan semboyan "liberte, egalite, dan  fraternite" masih mampu terus mengilhami dan memotivasi tim Les Bleus ? Apakah momentum Le quatorze julliet (pesta empat belas Juli) itu akan berlanjut dan semakin menggemuruh keesokan harinya, Minggu 15 Juli? Ternyata benar. Meski tim Kroasia dikenal "religius" dimana sang pelatih Zlatco Dalic memasrahkan  nasib timnya kepada Tuhan, namun takdir Tuhan ternyata memihak Perancis. Kemenangan di babak final atas Kroasia kali ini termasuk yang paling spektakuler: 4 : 2. Kemenangan telak ini membayar lunas euforio rakyat Perancis yang sejak tanggal 14 Juli lalu membanjiri kota-kota besar di negeri itu. 

wartawan
Mohammad S. Gawi
Category

Kunjungan Bupati dan Wabup Karangasem ke Lokasi Banjir di Desa Antiga Pastikan Penanganan Cepat Warga Terdampak

​balitribune.co.id | Amlapura - Bupati Karangasem, I Gusti Putu Parwata atau Gus Par bersama Wakil Bupati Pandu Prapanca Lagosa, meninjau langsung kondisi rumah warga yang terendam air akibat banjir bandang di Banjar Dinas Tengading, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, pada Minggu (14/9). Kunjungan ini merupakan respons cepat pemerintah daerah untuk memastikan penanganan darurat berjalan lancar.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Sampaikan Duka Mendalam, Bupati Jembrana Beri Santunan Keluarga Korban Bencana Banjir

balitribune.co.id | Negara - Hujan deras yang mengguyur lebih dari 24 jam pada Senin (8/9/2025) hingga Rabu (10/9/2025) membawa petaka. Debit air sungai yang meningkat drastis tidak hanya merendam permukiman warga di banyak tempak, musibah kali ini bahkan menelan korban jiwa. Duka yang dialami keluarga kedua korban juga menjadi perhatian serius pimpinan daerah di Jembrana.

Baca Selengkapnya icon click

Banjir Cara Alam Membersihkan Dirinya

balitribune.co.id | Hari Raya Pagerwesi di Bali tahun ini meninggalkan catatan getir. Alih-alih hening, Bali malah diguyur hujan deras yang berujung banjir bandang pada Rabu (10/9). Air bukan hanya merendam jalanan, tapi menyapu apa yang menghalanginya. Seolah manusia diingatkan alam. Ketika kita tak mau berbenah, menyucikan diri, tak lagi mau "eling", alam punya cara sendiri membersihkan dirinya yang dianggap "leteh".

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Walikota Jaya Negara Dampingi Presiden Prabowo Subianto Pastikan Penanganan Pascabencana Cepat dan Tepat

balitribune.co.id | Denpasar - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, mendampingi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyambangi para warga Kota Denpasar yang menjadi korban bencana banjir yang berlokasi di seputaran Pasar Badung dan Jalan Gajah Mada Gang IV, Sabtu (13/9).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.