Gianyar, Bali Tribune
Jumlah penderita DBD yang terus membludak, membuat paramedis kewalahan. Apalagi, beberapa paramedis mulai mengeluh karena harus "kerja rodi" sehingga kualitas pelayanan terabaikan.
Dari informasi yang diterima di RSU Sanjiwani Gianyar, Selasa (29/3), daya tampung pasien di rumahsakit itu, kini berjumlah 291 orang setelah adanya penambahan bed di Poliklinik. Namun, penambahan ini menjadi ironis karena tidak didukung dengan penambahan paramedis yang memadai. "Untuk makan siang saja sulit Pak. Karena pasien yang kita tangani tidak sesuai dengan jumlah petugas yang ada," keluh salah seorang paramedis yang bertugas di IGD RSU Sanjiwani Gianyar, kemarin.
Ketua Komisi IV DPRD Gianyar, I Wayan Febriantara pun tidak menampik adanya keluhan tersebut. Menyikapi itu, pihaknya mengaku sudah melakukan beberapa kali rapat koordinasi dengan Dinas Kesahatan dan manajemen RSU Sanjiwani.
Febri juga mengaku sudah melakukan pembahasan detail mulai dari evaluasi pencegahan, sosialisasi hingga penanganan wabah DBD yang sudah dalam status Kejadian Luar Biasa ( KLB). "Untuk pencegahan jentik, kami sudah meminta agar juru pantau jentik (Jumantik) ditempatkan satu orang di masing-masing banjar atau lingkungan," terangnya.
Dalam penanganan pasien, yang menjadi sorotannya adalah jumlah paramedis. Mengenai jumlah bed pihaknya masih melihat perkembangan masuknya pasien. Menyikapi kondisi ini, pihaknya berharap pemerintah meningkatkan kerja sama dengan perguruan tinggi. Setidaknya, lannjut dia, mahasiswa tingkat akhir bisa diperbantukan.
"Paramedis juga memiliki batas-batas pelayanan. Kalau mereka dipaksakan untuk melayani pasien di luar batas jumlah ideal, justru kualitas pelayanan yang tidak tercapai," sorot politisi asal Peninjauan, Sukawati ini.
Sementara Dirut RSU Sanjiwani, dr Ida Komang Upeksa, yang ditemui tengah memantau masuknya pasien DBD di IGD, menyebutkan hingga kini pihaknya menangani pasien DBD sebanyak 132 orang. "Setiap harinya kami menerima pasien DBD dengan jumlah rata-rata 50-60 orang," terangnya.
Pihaknya juga mengaku sudah mengedrop paramedis tambahan dari Puskesmas, ruangan lain di Sanjiwani serta mahasiswa Unwar Denpasar. "Kita tetap berupaya maksimal untuk melayani semua pasien DBD. Untuk kenyamanan, kami juga sudah mohon permakluman kepada pasien lantaran kondisi sekarang ini," pungkasnya.