BALI TRIBUNE - Serbuan sampah masih terus menerjang pantai di Kabupaten Badung. Tiga kawasan pantai, Senin (15/1) kemarin, bahkan terpaksa dinaikan statusnya oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) menjadi darurat sampah. Tiga sampah yang dijubeli sampah itu adalah Pantai Kelan, Kedongan dan Jimbaran. Sementara untuk Pantai Kuta dan sekitarnya masih siaga sampah kiriman.
Kepala DLHK Badung Putu Eka Merthawan menjelaskan sampah kiriman sekarang didominasi oleh batang kayu, ranting dan sampah dedaunan. Pihaknya memprediksi sampah kiriman ini akan muncul sampai April 2018.
“Paling parah itu Pantai Kelan, Kedonganan dan Jimbaran. Kita sampai naikan statusnya menjadi darurat sampah,” ujar Eka Merthawan kemarin.
Tingginya volume sampah ini diakui cukup menyulitkan pihaknya dalam melakukan penanganan. Pasalnya, sampah-sampah ini didominasi oleh sampah-sampah ukuran berat dan besar, seperti batang kayu, ranting dan sampah dedaunan dalam jumlah besar.
“Sampah nya agak sadis, sekarang sampah ranting besar-besar dengan ukuran 1-2 meter banyak sekali,” jelasnya.
Untuk menyingkirkan sampah ini, pihaknya juga harus ekstra. Pasalnya, batang-batang kayu harus dipotong sebelum diangkut. Terkait hal ini mulai besok (Selasa, hari ini) sedikitnya 500 petugas DLHK Badung diturunkan untuk membersihkan sampah di Pantai Kelan, Jimbaran dan Kedonganan. Sementara 200 petugas disebar di berbagai tempat seperti Pantai Kuta hingga Pantai Petitenget.
”Dalam membersihkan sampah perlu pemotongan dan setelah itu baru bisa dibersihkan,” imbuhnya.
Mengenai prosentase sampah, menurutnya sampah plastik hanya 10 persen. Sedangkan sisanya berupa sampah organik macam ranting kayu. “Pantai Kelan, Kedongan, Jimbaran itu darurat. Kita terjunkan full time petugas kesitu,” kata Eka Merthawan.
Sementara untuk Pantai Kuta, pihaknya juga terus melakukan pembersihan. Namun tidak seberat Pantai Kelan, Kedongan dan Jimbaran. “Pantai Kuta tidak separah pantai di Kuta Selatan, makanya kami tidak sebut darurat, tapi siaga, ” pungkasnya.