Amlapura, Bali Tribune
Pemberitaan di media tentang I Nengah Manta (60), seorang pria berusia lanjut yang dengan kondisi kurang mampu asal Dusun Galih, Desa Jungutan, Bebandem, Karangasem, mendapat perhatian dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang mengirim tim Humas Pemprov ke rumah warga tersebut, Selasa (12/7).
Pekak Manta hidup delam kondisi sangat sederhana bersama anaknya I Wayan Santa (30) di gubuk berdinding anyaman bambu yang sudah reot. Gubuk satu-satunya tersebut dimanfaatkan untuk segala aktifitas sehari-hari, memasak dan tidur jadi satu dalam gubuk 2x3 meter tersebut. Bahkan untuk tidur, bapak dan anak itu harus berhimpitan dalam satu ranjang seadanya yang terbuat dari bambu berukuran 1x1,5 meter yang sangat memprihatinkan.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pekak Manta bersama anaknya menggantungkan hidup dari penjualan madu hasil ternak lebah. Walaupun madu tergolong mahal, namun hasil yang dipanen tidak menentu karena cara beternak mereka yang masih tradisional dengan alat seadanya. Tidak hanya berdiam diri sebatas itu, ia pun beternak 2 ekor sapi. Lokasi rumah mereka yang terisolir dan terpencil, membuatnya keduanya semakin sulit terjangkau oleh segala kemajuan. Pada malam hari hanya mengandalkan lampu sentir sebagai penerangan. Bahkan untuk kartu identitas dan kartu keluarga pun baru dimiliki beberapa bulan terakhir ini. Hal tersebutlah yang menjadi kendala dirinya memperoleh bantuan-bantuan resmi pemerintah, seperti JKBM dan bantuan bedah rumah.
Manta sangat berharap bisa mendapatkan bantuan bedah rumah. Saking besar harapannya ia mengaku bersedia sebagian lahan yang ditempatinya saat ini ditukar dengan lahan milik warga lain sebagai lokasi bantuan bedah rumah agar dekat dengan pemukiman warga. “Seandainya tiang nanti memang benar-benar dapat bantuan bedah rumah, tiang mau tukar lahan niki dengan lahan lain yang dekat dengan pemukiman warga biar lebih ramai,” ujarnya kepada Kadus Galih dan tim.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Dusun Galih, Wayan Lunga, yang kala itu ikut mendampingi tim meninjau lokasi. Menurutnya Pekak Manta dan anaknya akhirnya bisa memiliki KTP dan KK setelah dirinya turun langsung melakukan pendataan kelokasi rumah-rumah warganya. Karena sebelumnya belum memiliki kedua kartu identitas itulah, menurutnya pekak Manta pun belum masuk database kk miskin. Namun dijelaskannya lebih jauh, pada akhir tahun 2015 sebanyak 41 warganya yang masuk sebagai kk miskin termasuk keluarga pekak Manta sudah mendapat verifikasi ulang dari Bappeda Kabupaten Karangasem.
Tim pada kesempatan itu menyalurkan bantuan sementara berupa uang tunai dan beras. Untuk selanjutnya, tim akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Gerakan responsif Pemprov Bali ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat mampu terhadap sesama yang membutuhkan.