Gubernur Pastika Kembali Bantu 3 KK Kurang Mampu di Bangli dan Buleleng | Bali Tribune
Bali Tribune, Senin 23 Desember 2024
Diposting : 26 April 2016 16:23
habit/adv - Bali Tribune
UTUSAN - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, secara khusus mengutusTim Biro Humas Setda Provinsi Bali untuk turun langsung ke keluarga asal Buleleng yakni Keluarga Putu Renes (80) warga Br Santal, Ds Banjar, serta keluarga Gede Suardana warga Br. Penyumbahan, Desa Les, Tejakula.

Singaraja, Bali Tribune

Upaya Pemprov Bali dalam merespon informasi mengenai sejumlah warga kurang mampu di pulau dewata terus dilakukan. Seperti informasi mengenai Ni Wayan Arsini (17) asal Kel. Cempaga, Bangli, dan 2 keluarga asal Buleleng yakni Keluarga Putu Renes (80) warga Br. Santal, Ds. Banjar, serta keluarga Gede Suardana warga Br. Penyumbahan, Desa Les, Tejakula, yang ditanggapi serius oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika, yang kemudian secara khusus mengutus dua Tim Biro Humas Setda Provinsi Bali untuk turun langsung ke masing-masing lokasi, Senin (25/4).

Untuk diketahui, Ni Wayan Suarsini (17), warga asal Lingkunga Sidembunut, Kel. Cempaga, Bangli, merupakan siswi SMKN 1 Bangli kelas XI pengidap kanker ovarium stadium tiga, yang hidup serba kekurangan bersama kedua orang tuanya. Bapaknya, I Nengah Sudiana hanya bekerja sebagai tukang bangunan dan Ibunya, Ni Nengah Kemir sebagai buruh bangunan, tidak memiliki penghasilan yang pasti. Sakit yang diderita Suarsini yang diketahuinya kurang lebih 3 bulan lalu, dirasa sangat mengganggu aktifitasnya sehari-hari. Ia mengaku tenaganya lesu dan mengalami nyeri-nyeri pada daerah kanker dibagian perutnya.

 Namun ketidakmampuan keluarganya, mengharuskan Suarsini kuat menahan sakit yang diderita. BPJS yang dimanfaatkan sebagai tanggungan berobat pun, hanya menanggung biaya kontrol. Ia mengaku sangat terkendala biaya transportasi yang mencapai 300 ribu sekali jalan, tatkala melakukan kontrol rutin ke RSUP Sanglah. Begitu pula penanganan kanker melalui kemoterapi juga membutuhkan biaya tinggi dan kesiapan fisik seperti halnya persiapan operasi. Ketidakberdayaan keluarga Suarsini tak hanya sampai disitu, bantuan bedah rumah dari Pemprov yang seharusnya sudah diperoleh harus terganjal syarat kepemilikan lahan. Karena lahan yang ditempatinya saat ini merupakan tanah ayahan desa milik kerabatnya, Wayan Togog, sedangkan tanah ayahan desa bagian keluarga Suarsini belum dibagi karena permasalahan intern keluarganya.

Kepala Lingkungan Sidembunut, Ketut Suparta yang kala itu turut mendampingi tim Biro Humas mengemukakan kendala biaya transportasi yang ditanggung Suarsini setiap melakukan kontrol ke RS Sanglah telah dibantu Dinas Sosial Kabupaten Bangli. Saat tim Biro Humas berkunjung pun, yang bersangkutan sedang kontrol ke RS Sanglah untuk cek darah dan direncanakan akan melakukan kemoterapi pada tanggal 29 April nanti.

Terkait bantuan-bantuan lainnya, Suparta juga menjelaskan bahwa keluarga Suarsini juga telah memiliki kartu JKBM, dan untuk biaya Pengobatannya memakai KIS. Keluarag ini juga mendapatkan bantuan beras raskin secara rutin, dan Suarsini juga mendapat bantuan biaya sekolah sebesar 3 juta dari sekolahnya. Begitu pula permasalahan lahan yang dialami keluarga Suarsini sudah dimediasi, dan diijinkan menempati lahan yang menjadi hak keluarga tersebut seluas 1,5 are. Untuk itu, Ia sangat berharap bantuan bedah rumah dari Pemprov Bali bisa segera direalisasikan.

Permasalahan yang sama juga dialami kk kurang mampu keluarga Putu Renes (80) warga Dusun Santal, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng yang tinggal bersama salah satu anak kandung dari 10 anaknya, yakni Made Sutarmi (40) yang mengidap kebutaan. Keluarga Putu Renes yang hidup dalam kesusahan juga terkendala dalam memperoleh bantuan bedah rumah karena lahan yang ditempati saat ini merupakan milik kerabatnya, yakni Putu Wirata. Renes yang sudah ditinggal meninggal oleh suaminya sejak 15 tahun silam, sehari-hari terpaksa menggantungkan hidup dari uluran tetangga, kerabat, dan anak-anaknya yang sudah menikah keluar.

Kondisi tubuhnya yang sudah renta, tidak lagi memungkinkan dirinya untuk bekerja mencai nafkah. Warga kurang mampu lainnya asal Buleleng lainnya yang turut dikunjungi yakni keluarga Gede Suardana warga Br. Penyumbahan, Desa Les, Tejakula. Keluarga Suardana tinggal didalam sebuah gubuk reot yang atapnya bocor disana-sini, sehingga mesti kehujanan tatkala musim penghujan. Ia sangat berharap mendapat bantuan bedah rumah dari Pemprov Bali, serta bantuan lain yang bisa meningkatkan taraf hidup keluarganya.

Perbekel Desa Banjar, Buleleng Ida Bagus Dedy Suyasa membenarkan kendala yang dialami warganya. Ia berjanji akan berusaha membantu memediasi keluarga Renes dengan keluarga Wirata sebagai pemilik lahan, agar bisa memberikan surat keterangan sehingga yang bersangkutan bisa mendapat bantuan bedah rumah. Sementara itu Kepala Dusun Penyumbahan, Nyoman widiarta, yang ditemui dilokasi menjelaskan dari 15 orang yang diusulkan mendapatkan bantuan bedah rumah, sudah terealisasi 2 unit. Sedangkan usulan milik Suardana yang sudah diusulkan dari tahun 2014 sampai saat ini belum terealisasi.

Untuk itu Ia juga berharap keluarga Suardana bisa mendapatkan bantuan bedah rumah, karena syarat dari segi kepemilikan lahan sudah terpenuhi. Kepada para warga kurang mampu tersebut diberikan bantuan sejumlah uang tunai dan beras yang diharapkan bisa digunakan untuk mengurangi beban hidupnya sementara. Selanjutnya tim akan berkoordinasi dengan instansi terkait, untuk memberikan bantuan berikutnya yang cocok bagi masing-masing kk kurang mampu tersebut.