
balitribune.co.id | Tabanan - Serangan hama tikus terjadi di Kabupaten Tabanan dalam beberapa waktu terakhir ini. Kerusakan akibat serangan itu setidaknya terjadi pada 222 hektar tanaman padi dan jagung yang tersebar di tujuh kecamatan.
Kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan Baturiti. Kerusakan akibat hama tikus mencapai 82 hektar dan Selemadeg Timur dengan luas 50 hektar. Selanjutnya di Kecamatan Marga dengan luas 30 hektar dan Kecamatan Kerambiatan seluas 20 hektar. Kemudian di Kecamatan Selamadeg dan Tabanan masing-masing sekitar 15 hektar dan di Pupuan seluas sepuluh hektar.
Serangan hama tikus tersebut diperkirakan mulai terjadi sejak awal Oktober 2025 dan masih berlangsung sampai sekarang. Hal itu diungkapkan Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Dinas Pertanian (Distan) Tabanan I Gusti Putu Purnayasa. Ia menyebutkan, kerusakan yang ditimbulkan masih relatif ringan karena tidak sampai menimbulkan gagal panen.
“Namun (serangannya) mempengaruhi kualitas tanaman,” kata Purnayasa pada Selasa (21/10).
Pihaknya memperkirakan faktor perubahan cuaca menjadi pemicu meningkatnya populasi hama tikus disamping ketersediaan makanannya melimpah. Untuk menyikapi serangan hama ini, pihaknya memfasilitasi bantuan racun pembasmi hama ke Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali (BPTPHPPB).
"Ini untuk membantu petani dalam mengendalikan serangan tikus di lapangan dan tetap berkoordinasi dengan petugas lapangan,” jelasnya.
Selebihnya, Ia berharap para petani menjaga sanitasi di areal tanam mereka yakni dengan tidak membiarkan rumput di sepanjang saluran irigasi atau pematang dalam keadaan rimbun. Kondisi rumput yang rimbun di sekitar areal tanam ditambah areal yang kotor justru akan menjadi sarang bagi hama tikus. “Sebaiknya jaga kebersihan di sekitar areal tanam,” ujarnya.