
balitribune.co.id | Gianyar - Meski daging babi pada perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan di bulan April 2025 ini menjadi harga tertinggi. Namun sayang, harapan turun harga kecil kemungkinananya. Terlebih permintaan di luar pulau terus bertambah, dan peternak tidak lagi menjadikan warga lokal Bali sebagai komsumen utama.
Kabid Keswan Distannak Gianyar, I Made Santiarka didampingi Ka UPT Keswan Gianyar 1, Minggu (4/5) menjelaskan, stok Babi pedaging di Bali menurun. "Sebelumnya babi Bali sudah dikirim ke luar saat Tahun Baru Cina dan Perayaan Nyepi, lalu disusul Hari Raya Galungan, sehingga stok menipis dan pengepul memanfaatkan untuk menjual lebih tinggi," ujar Made Santiarka.
Namun bisa dihitung secara data jumlah populasi Babi di Bali dan Gianyar, stok daging babi sesungguhnya mencukupi untuk konsumsi daging Babi warga Bali. Persoalannya, Babi Bali sekarang lebih banyak dikirim ke luar Bali, terutama untuk Wilayah Depok, Jakarta, Tangerang, Solo dan Surabaya.
Dijelaskan, untuk harga babi potong hidup di Bali ada pada kisaran Rp 53.000/kg. "Nah, persoalannya pengepul di luar Bali berani membeli dengan harga Rp 60.000 - 65.000/kg hidup. "Kondisi ini menyebabkan peternak babi di Bali lebih memilih menjual babinya ke pengepul luar Bali karena harga yang ditawarkan jauh di atas harga normal," jelas Nyoman Arya Darma. Secara umum, peternak babi di Bali mendapatkan keuntungan yang signifikan, namun terdampak pada warga Bali yang mengkonsumsi daging Babi.
Tingginya permintaan babi potong ke luar Bali, karena Babi Bali sudah bebas penyakit ASF. Dibanding dengan babi yang berasal dari wilayah Sumatera dan Kalimantan yang sampai saat ini masih pemulihan terhadap penyakit ASF yang melanda wilayahnya.
Disamping itu, peternak babi di Bali secara umum sudah menjalankan protap ketat terhadap pemeliharaan babi, baik pakan, obat dan lalu lalang orang di kandang. Kegigihan peternak babi Bali dalam menjaga kesehatan dan kebersihan kandang berbuah manis. Kondisi ini diduga terus berlanjut sampai wilayah luar Bali bisa bebas dari virus ASP yang kini sedang dalam masa pemulihan.
Ternak Babi di Kabupaten Gianyar didominasi di 2 kecamatan, Payangan dengan populasi 39.145 dan Tegalalang 19.520 ekor. Sedangkan di kecamatan lain rata-rata di bawah 10.000 ekor. Populasi keseluruhan sekitar 76.130 ekor dan kondisi ini terus fluktuatif, karena ada ternak yang datang dan yang pergi (dijual). Disebutkan untuk Hari Raya Galungan, kebutuhan daging babi masih tinggi. Sehingga peternak Babi di Gianyar konsisten memelihara Babi, karena kebutuhan pasar cukup tinggi.