BALI TRIBUNE - Cuca buruk yang terjadi akhir-akhir ini juga berpengaruh pada ketersediaan pangan. Curah hujan yang tinggi beberapa bulan belakangan ini menyebabkan produksi beras di wilayah Kabupaten Jembrana menurun lantaran petani tidak bisa melakukan panen tepat waktu. Kondisi ini juga berpengaruh pada harga beras di tingkat pasar.
Menjelang hari raya Imlek dan Nyepi, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Jembrana perlahan merangkak naik sejak beberapa bulan terakhir. Dari data di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Jembrana, sesuai pantauan harga dari sejumlah pasar yang ada di Kabupaten Jembrana, harga beras kualitas medium yang dijual di Pasar Umum Negara, Pasar Anyar Banjar Tengah, dan Pasar Umum Yehembang, kini sudah mencapai kisaran Rp 11 ribu per kilogram. Sedangkan harga eceran tertinggi (HET) beras Perum Bulog kualitas medium hanya Rp 9.450 per kilogram atau selisih Rp 1.550 per kilogram dengan harga beras di pasaran.
Kepala Gudang Perum Bulog Penyaringan Ilham Noviandanu menyatakan di gudang Bulog terdapat stok beras sebanyak 552 ton. Persediaan itu diprediksi cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga lima bulan ke depan.
Bupati Jembrana I Putu Artha mendorong Perum Bulog agar sesegera mungkin melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras jelang hari raya Imlek dan Nyepi. Bupati Artha yang didampingi Sekda Kabupaten Jembrana I Made Sudiada, Asisten I Sekda Made Wisarjita, Asisten III Sekda I Nengah Ledang, serta Kadis Koperindag Kabupaten Jembrana I Made Gede Budhiarta, menyatakan pihaknya sengaja, Jumat (26/1) pagi, meninjau Gudang Perum Bulog Penyaringan untuk mencegah makin melonjaknya harga beras di Jembrana. Dengan curah hujan yang tinggi belakangan ini, Bupati Artha, mengimbau agar masyarakat Jembrana tidak perlu cemas akan kekurangan beras. Terlebih sejumlah sentra penghasil beras di Jembrana sudah mulai panen.
Kendati dari data yang disampaikan pihak Gudang Bulog Penyaringan yang menyatakan ketersediaan stok beras yang dimiliki Perum Bulog juga masih mencukupi hingga beberapa bulan ke depan. Namun langkah-langkah antisipasi mencegah terjadinya kenaikan harga beras di sejumlah pasar, menurut Bupati Artha, tetap harus dilakukan, salah satunya dengan menggelar operasi pasar. Apabila tepat sasaran, operasi pasar efektif untuk mencegah disparitas harga beras yang tinggi di pasaran. “Operasi pasar itu efektif untuk mencegah disparitas harga beras tinggi, asalkan sasaran yang dituju tepat, benar-benar kepada masyarakat langsung, bukan malah kembali dijual kepada pengepul,” terang Artha.
Bupati Artha juga meminta aparat terkait, baik TNI, Polri dan OPD terkait, agar selalu melakukan pemantauan stok beras di gudang-gudang pemasok. Pemantauan secara rutin sangat penting dilakukan untuk mencegah adanya upaya nakal seperti penimbunan beras oleh spekulan.
Ia menegasakan, beras tidak boleh ditimbun oleh spekulan untuk memainkan harga melainkan harus benar-benar tersalurkan ke masyarakat. “Saya berharap aparat (TNI, Polri, dan OPD terkait) melakukan sidak agar gudang-gudang pemasok beras betul betul menyalurkan berasnya. Jangan sampai ada spekulan yang menahan berasnya hingga harga naik. Jangan sampai masyarakat kita kekurangan pasokan beras,” imbuh Artha.