balitribune.co.id | Denpasar - Menjelang hari Idul Fitri harga daging ayam di pasaran kian melambung. Kenaikan mencapai Rp40.000 dari sebelumnya Rp36.000 per kilogram. Walau begitu, para pegadang di Pasar Badung mengeluh karena sepi pembeli dikarenakan masyarakat sudah banyak yang mudik.
Nyoman Sari (60) salah satu pedagang di pasar Badung yang ditemui oleh Bali Tribune pada Selasa (26/4), mengaku kenaikan harga daging ayam dikarenakan menjelang hari raya Idul Fitri.
"Kalau harga selalu naik, ya tentunya ini karena mau hari raya Idul Fitri," ujarnya.
Harga daging ayam yang awalnya Rp36.000 per kilogram naik menjadi Rp40.000 per kilogram.
Sedangkan untuk ayam yang sudah dipotong seharga Rp42.000 per kilogram.
"Kalau perkilonya ayam sekarang Rp40.000 yang besar, kalau yang kecil yang sudah dipotong-potong Rp42.000 per kilogram. Yang kecil-kecil itu biasanya dipakai lalapan. Perbungkusnya ada yang berisi 5, 6 dan 7 potong ayam," pungkasnya.
Di tengah kenaikan harga daging ayam. Pembeli namun kian menurun. Penurunan ini terjadi karena masyarakat sudah banyak yang mudik.
"Sekarang penjualan masih biasa-biasa saja, masih stabil apalagi orang-orang sudah pada pulang" kata Sari.
Sementara itu, kenaikan harga daging ayam dan menurunnya pembeli juga dirasakan oleh ibu Juaria (52). Salah seorang pedagang di pasar Badung.
Saat ini pembeli hanya dari pelanggan-pelanggan yang sudah berlangganan dengan ibu Juaria. Jika tidak ada pelanggan, dagangannya juga tidak terjual.
"Sekarang ini yang beli dari langganan-langganan saja. Jika saja tidak ada langganan ya tidak dapat jualan" ujar Juaria asal Malang.
Juaria mengaku pasokan daging yang didapatkan berasal dari pengepul di Jawa.