Kapolsek Ubud, AKP Sudyatmaja, Kamis (7/5/2020) mengungkapkan, pasca kasus pencurian di Pura ini, pihaknya sudah meminta kepada seluruh perbekel khususnya di Ubud untuk menyampaikan kepada masyarakat agar mengaktifkan kembali sistem pakemitan di pura. Karena dari kasus pencurian pratima di Pura Taman Limut kemarin, pura yng lokasinya jauh dari pemukiman ini, sudah berulangkali jadi sasaran pencurian.
Mantan Kapolsek Payangan tersebut juga menambahkan, situasi saat ini cukup rawan mengingat ditengah pandemi Covid-19 ini. Banyak karyawan atau buruh yang dirumahkan dan tidak bisa pulang ke kampung halamannya. Hal ini dinilai dapat meningkatkan kerawanan kriminalitas. "Banyak pekerja yang sekarang dirumahkan, tidak memiliki pekerjaan serta tidak dapat pulang ke kampung halamannya. Hal ini menyebabkan kerawanan kriminalitas," ungkap Kapolsek.
Tidak hanya diminta untuk mengaktifkan kembali sistem pakemitan saja, pihak Desa Adat juga disarankan untuk memasang kamera CCTV diareal pura. "CCTV juga perlu dipasang diareal pura, nanti monitor nya melalui pos penjagaan pakemit," pungkasnya.
Sebelumnya, kasus pencurian Pratima terjadi di Pura Taman Limut, Desa Adat Pengosekan, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali. Kasus yang membuat kerugian Rp 25 juta itu baru diketahui Rabu pagi oleh salah satu warga yang hendak ngayah di pura untuk persiapan piodalan.
Dari penuturan warga I Wayan Sumaryasa, saat itu dirinya hendak ngayah bersih-bersih untuk persiapkan odalan. Namuan dirinya tak menyangka dengan pemandangan acak-acakkan di dalam pura dan mendapati gedong penyimpenan terbuka dengan beberapa kotak atau peti pejenengan berserakan. Kejadian itu lantas dilaporkan ke Jero Mangku Made Karya yang berada di areal pura. Melihat kondisi ini, mereka memutuskan segera memanggil Kepala Wilayah Pengosekan I Made Sumarta dan langsung melapor ke Polsek Ubud.
Sementara dari Identifikasi petugas Polres Gianyar dan dibantu oleh Unit Reskrim Polsek Ubud diketahui jika di dalam gedong tersimpan gelungan joged, Satu Ketu atau Siwa Prana, dua buah Genta, dan satu perangkat pawedan. Dari keseluruhan pratima yang tersimpan di gedong penyimpenan ada satu barang yang hilang. Yaitu Satu Ketu atau Siwa Prana dengan kerugian diperkirakan Rp 25 juta.
Jero Mangku Made Karya pun mengakui jika pada malam sbelumnya tidak ada warga yang melaksanakan jaga atau pakemitan. Hanya dilakukan pengecekan oleh pecalang, itu pun kadang-kadang sehingga pelaku pencurian dengan leluasa mencuri pratima tersebut. Sementara piodalan yang akan dilaksanakan Rabu (13/5) mendatang pelaksanaannya masih dilakukan pembahasan.