BALI TRIBUNE - Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari, karena pelajar sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa. Demikian halnya dengan HIV/AIDS, dimana sekali tertular virus HIV akan dibawa sampai mati, ditularkan kepada pasangan hidup dan keturunannya. Untuk itu para siswa perlu tahu dan sadar betapa seriusnya dampak buruk yang ditimbulkan bagi masa depan dari penggunaan narkoba maupun HIV/AIDS.
Harapan tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta selaku Ketua Penanggulangan HIV/AIDS dalam sambutannya saat penilaian Lomba Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) Tingkat SMA/SMK se Bali Tahun 2017 di SMKN 1 Sukasada, Buleleng, Rabu (25/10).
Wagub Sudikerta menyampaikan, perlu sinergi tanggung jawab baik dari para guru pembina, orang tua dalam memproteksi para siswa dari bahaya narkoba dan HIV/AIDS. Wagub mengapresiasi beberapa sekolah yang telah memasukkan materi HIV/AIDS dan narkoba dalam kurikulum serta mengintegrasikan kebeberapa mata pelajaran yang relevan dengan kesehatan, perilaku dan budi pekerti. Jika model tersebut belum memungkinkan untuk dilaksanakan, maka kegiatan KSPAN merupakan solusi awal menjauhkan HIV/AIDS dan Narkoba dari kehidupan siswa.
Kepala SMKN 1 Sukasada Pande Made Suardana dalam laporannya menyampaikan bahwa sekolah seni ini memiliki 9 jurusan dan 814 siswa ini telah memulai kegiatan KSPAN sejak tahun 2006 lalu. Dengan menggunakan dana bos dan dana komite, kegiatan para siswa selain mengikuti mata pelajaran utama, juga disisipkan ekstra bela negara dan pramuka sebagai ekstra wajib. Untuk memantapkan pemahaman dampak bahaya dari pergaulan bebas dan narkoba, sekolah ini telah memiliki 6 tim dari SMKN 1 Sukasada yang terlibat langsung dalam kegiatan KSPAN.