Inilah Waktu 'Bergairah' Pria dan Wanita | Bali Tribune
Diposting : 11 April 2019 15:15
Joko Mulyono - Bali Tribune
Bali Tribune/ilustrasi (net)

balitribune.co.id | Denpasar - Perbedaan waktu naiknya gairah seksual pasangan suami istri (pasutri) umumnya berbeda, di mana tak jarang ketika sang suami ingin berhubungan seks, sementara sang istri sedang tidak menginginkannya.

Hasil sebuah survei dari toko mainan seks Lovehoney yang dilakukan terhadap 2.300 pria dan wanita, menemukan bahwa keduanya memiliki waktu terangsang yang berbeda. Bagi pria, pagi hari menjadi waktu paling bergairah, hal ini bukan hal mengejutkan, mengingat ereksi sering terjadi di pagi hari atau dikenal dengan istilah “morning wood”.

Di antara pukul 6 sampai 9 pagi, waktu paling bergairah untuk berhubungan seks pada pria adalah pukul 07.54. Para ahli menyarankan ini, karena pada waktu tersebut, laki-laki memiliki kadar hormon yang paling tinggi di awal hari.

Sementara waktu terbaik bagi perempuan untuk bergairah adalah di malam hari, biasanya akan aktif di antara pukul 11 sampai pukul 2 dini hari. Sejumlah pakar merekomendasikan seseorang untuk memulai hubungan intim pada pukul 11.21 malam.

Temuan tersebut menunjukkan adanya perbedaan dalam jam seks pada pria dan wanita. "Pria siap untuk berhubungan seks tepat sebelum sarapan, sedangkan wanita paling menginginkan gairah untuk menutup malam hari," kata Richard Longhurst, co-owner Lovehoney.

Malam minggu, waktu paling populer untuk bercinta, namun Longhurst mengatakan bahwa kebahagiaan secara seksual merupakan kebutuhan yang sama. Sehingga, banyak pasangan bisa menemukannya tanpa harus memikirkan tentang waktu untuk berhubungan intim.

Survei lain yang dilakukan oleh Lovehoney juga menyebutkan bahwa Sabtu malam pukul 19.37 merupakan waktu paling populer untuk berhubungan seks, di mana 44 persen pasutri mengaku mereka melakukannya di malam minggu. Beberapa hari populer lainnya termasuk Minggu (24 persen) dan Jumat (22 persen).

"Menjadwalkan hubungan seks tampak seperti aktivitas paling romantis di dunia, tetapi kami telah menemukan bahwa keintiman fisik yang teratur merupakan kunci untuk kebahagiaan dalam hubungan secara menyeluruh," kata Longhurst.