Inovasi dan Komitmen pada UMKM Jawaban BPR Hadapi Tantangan Global | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 15 Desember 2024
Diposting : 24 November 2024 21:02
ARW - Bali Tribune
Bali Tribune / KIKA - Direktur BPR Kanti, I Made Arya Amitaba Bersama Pengamat Ekonomi Perbankan, Viraguna Bagus Oka.

balitribune.co.id | GianyarDi tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tetap menjadi salah satu pilar utama perekonomian lokal. Fokus pada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi kekuatan yang memposisikan BPR sebagai mitra strategis masyarakat meskipun harus bersaing dengan layanan pinjaman online (pinjol) dan perusahaan teknologi finansial (fintech).

Dalam acara "Seminar Economic Outlook 2025: Tantangan dan Harapan Menyongsong Dunia dan Perekonomian 2025" di Batubulan, Gianyar, Jumat (22/11), Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba, SE., MM., berbagi pandangan terkait strategi BPR menghadapi tantangan global. Menurutnya, ketidakpastian ekonomi dunia akibat inflasi, fluktuasi harga komoditas, dan situasi politik internasional memberikan tekanan yang signifikan pada lembaga keuangan lokal seperti BPR.  

“Kami dituntut untuk tanggap mengelola risiko dan menjaga stabilitas operasional. Namun, kekuatan kami terletak pada fleksibilitas dalam melayani kebutuhan lokal, yang menjadi pembeda dibandingkan fintech dan pinjol,” ujar Amitaba.  

Amitaba menjelaskan bahwa BPR terus meningkatkan layanan digital untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan nasabah yang semakin akrab dengan teknologi.  

“Layanan digital kami dirancang untuk mempermudah transaksi dan pengajuan pinjaman. Meski demikian, pendekatan personal tetap menjadi nilai utama kami, sesuatu yang sulit ditawarkan oleh layanan pinjol,” ungkapnya.  

Ia menambahkan bahwa BPR juga aktif memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat. 

“Kami ingin memastikan masyarakat memahami pentingnya perencanaan keuangan dan menggunakan produk pinjaman dengan bijak. Literasi keuangan ini penting untuk menjaga kesejahteraan jangka panjang,” tambahnya.  

Selain tantangan global, kondisi politik lokal menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 juga menjadi perhatian. Pengamat ekonomi perbankan, Viraguna Bagus Oka, menilai bahwa dinamika politik sering kali memengaruhi stabilitas ekonomi, khususnya terkait kebijakan pemerintah yang cenderung berubah mengikuti kepemimpinan baru.  

“Banyak investor menunda keputusan hingga hasil Pilkada jelas. Namun, Bali memiliki daya tahan yang cukup baik, terutama dengan sektor pariwisata sebagai tumpuan utama,” ujar Viraguna.  

Ia juga menyoroti tantangan ekonomi global, termasuk inflasi dan ancaman resesi di negara-negara besar, yang berimbas pada penurunan jumlah wisatawan internasional ke Bali. Meski demikian, sektor UMKM di Bali dianggap mampu menjadi tulang punggung perekonomian daerah melalui adaptasi teknologi dan digitalisasi.  

Viraguna mengusulkan perlunya kolaborasi antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat untuk menciptakan kebijakan yang mendukung investasi dan mendorong stabilitas ekonomi. “Pemerintah perlu menciptakan lingkungan yang kondusif, sementara pelaku bisnis harus lebih fleksibel dan adaptif menghadapi dinamika global,” katanya.  

BPR, sebagai salah satu aktor utama dalam pemberdayaan ekonomi lokal, tetap optimistis menghadapi tantangan. Dengan inovasi digital, pendekatan personal, dan kemitraan strategis, BPR tidak hanya mampu bertahan tetapi juga terus berkembang di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Seperti diketahui selama ini BPR Kanti juga memperkuat kemitraan dengan pemerintah dan sektor swasta untuk memperluas jangkauan layanan. Selain itu, program apresiasi untuk nasabah, seperti undian berhadiah televisi, sepeda motor, hingga mobil, menjadi salah satu strategi BPR dalam mempertahankan loyalitas pelanggan.