Jalan Hancur dan Air Sungai Kerap Meluap, Warga Basangalas Kangin Masih Trauma dan Terpaksa Mengungsi | Bali Tribune
Diposting : 21 October 2022 02:03
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune/ PENGUGSIAN - Warga Dusun Basangalas Kangin, Desa Tribuana, Abang, berada di lokasi pengungsian.

balitribune.co.id | Amlapura - Banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Banjar Dinas Basangalas Kangin, Desa Basangalas, Perbekelan Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, telah menghancurkan akses jalan sepanjang 2.5 Kilometer dari dan menuju ke pemukiman warga di dusun ini. Bahkan untuk berjalan kakipun warga yang melintas harus berhati-hati karena akses jalan sudah berubah menjadi badan sungai dengan tumpukan batu besar dan batang pohon besar yang hanyut terbawa banjir.

Untuk mengetahui kondisi bencana di desa ini dari dekat, media ini, Kamis (20/10/2022), bertandang ke desa ini, dan untuk menuju ke areal pemukiman di dusun ini media ini harus berjalan sejauh 2.5 kilometer, karena motor hanya bisa sampai di bawah, sementara dusun ini berlokasi di ketinggian atau di bukit. Hampir sebagian besar akses jalan aspal hotmix menuju dusun ini hancur dan berubah menjadi badan sungai dipenuhi dengan batu-batu berukuran besar dan tumpukan batang kayu besar dan rumpun bambu yang waktu banjir lalu ikut hanyut terbawa derasnya banjir.

Beberapa rumah milik warga rusak dan longsor tergerus air sungai, pun demikian dengan salag satu pura juga rusak parah akibat terjangan banjir. “Seperti ini lah kondisinya pak, jalannya nyaris tidak bisa di lewati. Kami warga disini takut kalau seandainya tiba-tiba terjadi banjir dan longsor susulan, kami tidak bisa berlari cepat untuk menyelamatkan diri,” ungkap I Made Ariana, salah seorang warga Banjar Dinas Basangalas Kangin.

Selain itu, sebagian besar warga di dusun ini juga mengalami gtrauma dan takut untuk kembali kerumah mereka. Banyak dari warga yakni sekitar 17 Kepala Keluarga memilih untuk mengungsi ke Wantilan Pura Dadia yang berada sekitar 2 Kilometer dari dusun mereka. Jika dilihat, tempat pengungsian warga ini memang relatif sangat sempit dan hanya cukup untuk empat kepala keluarga. “Ada 17 KK yang mengungsi disini pak, cuman tidak semuanya mengungsi di wantilan pura dadia. Ada juga warga yang mengungsi di rumah kerabatnya,” uncap I Made Suastika, salah seorang warga yang mengungsi di Wantilan Pura Dadia.

Untuk alas tidur seperti tikar, selimut, kompor dan paket sembako memang sudah dapat bantuan dari BPBD Karangasem. Hanya saja saat ini yang paling dibutuhkan oleh pengungsi adalah Pampers, Susu dan makanan tambahan untuk anak-anak. Selain itu warga juga masih membutuhkan bantuan sembako, untuk kebutuhan beberapa hari kedepan. Suastika dan warga lainnya yang mengungsi belum ada bayangan kapan mereka akan kembali ke rumah mereka, yang mereka tau saat ini akses jalan menuju dusun mereka sudah hancur dan tidak bisa dilalui, selain itu hujan lebat masih sering terjadi dan air sungai masih sering meluap.

“Anak dan istri saya dan warga disini masih taruma dan takut, jadi sementara kami akan mengusngsi dulu. Waktu kejadian tiga hari lalu, awalnya ada suara gemuruh dan banjir bandang langsung menerjang. Saat banjir listrik mati, gelap dan kami panik dan ketakutan serta bingung untuk menyelamatkan diri. Itulah yang membuat kami trauma,” keluh Suastika.