balitribune.co.id | Negara - Tidak hanya mampu menyabet penghargaan di tingkat nasional. destinasi wisata Manistutu Camping Ground (Mantucager) Melaya juga dikagumi wisatawan domestik hingga mancanegara. Teranyar puluhan offroader dari berbagai penjuru wilayah nusantara menjelajahi objek wisata alam di kawasan hutan Bali Barat ini. Bahkan ribuan bibit pohon yang ditanam dalam kegiatan offroad event Java Overland X (JOX) 2023 di Jembrana ini.
Ratusan offroader dari seantero provinsi di Indonesia menjelajahi destinasi wisata Mantucager di Banjar Bener, Desa Manistutu, Melaya. Offroad event Java Overland X (JOX) 2023 di Jembrana yang mengusung tagline Push The Boundaries atau Mendorong Batas ini digelar selama delapan hari mulai Jumat (27/10) hingga Sabtu (4/11). Event Director Overland X 2023, Imam Taufik Suryanegara mengatakan puluhan offroader tiba di pulau dewata melewati lima desa di Jembrana dengan jarak tempuh 100 kilometer.
"Kita start dari Kalibaru Cottage Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dan Finish di Bumi Perkemahan Mantucager, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana Bali," ujaranya ditemui di lokasi finish yang bertempat di Mantucager Sabtu (4/11). Pada gelaran event tahun 2023 ini, peserta akan melewati jalur extreme khas Java Overland yang penuh tantangan, penuh teknik dan perhitungan yang tepat. Karena harus melalui medan menangtang diakuinya peserta wajib mempersiapkan kendaraan, fisik maupun mental.
"Peserta yang hadir ada 45 kendaraan, dari seluruh wilayah Nusantara, terjauh dari Kepulauan Riau Batam dan yang paling ujung timur, ada dari Kalimantan Timur yaitu Balikpapan," paparnya. Dikatakannya pada trek kali, seluruh ofroader ini menempuh jalur perbukitan, jalur bebatuan, river crossing, lumpur dan hutan belantara, dengan jarak tempuh total 100 kilometer, "trek kami kategorikan sebagai trek Overland Extreme. Seluruh jalur telah dilakukan Survey dan telah mendapatkan persetujuan dari pihak terkait,” jelasnya.
Ia menyebut event tahun ini berbeda dengan JOX sebelumnya. Menurutnya tahun ini lokasi basecamp telah dipilih dengan pertimbangan seluruh peserta bisa berkumpul setiap harinya. Pada event kali ini, dengan adanya ketidakpastian cuaca serta medan offroad, memang basecamp yang disiapkan pertama kalinya untuk digunakan oleh peserta. "Kami memutuskan pergeseran waktu kegiatan, yang awalnya 4malam di Banyuwangi, 4 malam di Bali, menjadi 3 malam di Banyuwangi dan 5 malam di Bali," jelasnya.
Selain jadi agenda Internal Platinum Member Java Overland 4x4 yang terjadwal setiap tahun mengikuti regulasi Adventure Offroad Expedition atau Indonesia Offroad Federation (IOF), event ini dikatakannya juga menjadi bentuk kepedulian lingkungan. Pihaknya membagikan 2.500 bibit pohon buah di lima desa yang dilalui jalur offroad yakni, Desa Melaya, Blimbingsari, Ekasari, Tukadaya dan Manistutu., “selama lima hari di Jembrana, tidak ada insiden semuanya lancar dan peserta semuanya puas," ungkapnya.
Sebelumnya pihaknya sudah melakukan survei dengan tim dan melihat beberapa lokasi untuk tempat finish di Jembrana. Desa Wisata Manistutu dipilih karena lebih cocok dan masih sangat asri. Menurutnya, Desa Wisata Manistutu ini, alamnya masih sangat asri, pepohonan nya sangat terjaga serta faunanya masih sangat menarik. Menurutnya peserta bisa secara langsung mendengar suara burung, dan banyak hewan lainnya di alam liar yang ekosistem dan habitannya masih terjaga dan alamnya yang masih terjaga.
"Jembrana membuat kita lebih mengeksplorasi, tidak hanya sekedar offroad, tapi budayanya, wisatanya kekeluargaannya, beserta warganya yang sangat ramah menyambut kita semua, dari mulai start di Klatakan, Desa Melaya sampai dengan finish di Mantucager, Desa Manistutu," ungkapnya. Ia memastikan kedepannya akan selalu melakukan eksplorasi dan akan berkunjung kembali ke Jembrana, "Pasti kita akan berkunjung kembali karena kita ingin melihat apa yang telah kita berikan bisa dijaga untukkelestarian hutan," tandasnya.