Jelang Galungan, Harga Bumbu Dapur Meroket | Bali Tribune
Diposting : 16 February 2020 01:28
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Bali Tribune/ BUMBU DAPUR - Pedagang bahan pokok bumbu dapur seperti bawang putih harganya meningkat tajam di Pasar Galiran.
balitribune.co.id | Semarapura - Jelang datangnya penampahan Galungan warga Klungkung dibuat kaget dengan melambungnya harga bumbu keperluan dapur. Harga bawang putih mulai meroket tajam lebih dari 100 persen. Selain karena menjelang galungan, kenaikan harga ini diperkirakan karena tidak adanya bawang import masuk ke Indonesia, diduga berkaitan dengan musibah dunia dengan menjangkitnya wabah Virus Corona.
 
Ditemui di Pasar Galiran, Klungkung, seorang penjual bumbu dapur Ni Luh Jempiring, Jumat (14/2) mengatakan, harga bawang putih mengalami kenaikan sejak 10 hari yang lalu. Jika sebelumnya harga bawang putih berada di kisaran Rp 23 ribu per kilogram. Kini, harga bawang putih mencapai Rp 52 ribu-Rp 55 ribu per kilogramnya, sungguh melonjak tajam sekali dan ini berakibat lesunya para pembeli untuk membeli bahan keperluan mereka menyambut Hari Penampahan Galungan ini. "Kenaikan harganya ini sekitar 10 hari lalu," ungkap Jempiring.
 
Dirinya menduga, pasca virus corona merebak, sejumlah komoditi import berangsur mengalami kenaikan harga. Pedagang pun memperkirakan, kenaikan harga ini erat kaitannya karena minimnya pasokan impor bawang putih ke Indonesia dan ke Bali dari Jawa.  Sehingga ketersediaan bawang putih pun menjadi terbatas dan membuat harganya melambung tinggi saat ini. "Pedagang eceran sekarang hanya boleh membeli bawang putih maksimal 20 Kilogram per hari," jelas Jempiring.
 
Pedagang penjual bumbu dapur di Pasar Galiran lainnya, Wayan Martini mengatakan lebih jauh bahwa saat ini ia tidak berani menyetok bawang putih dalam jumlah banyak. Dirinya beralasan karena khawatir tiba-tiba permintaan bawang menurun, akibat kenaikan sejumlah bumbu dapur di pasaran saat ini. "Kalau dulu saya beli bawang putih sekitar 20 kilogram per hari. Sekarang saya beli sekitar 10 kilogram per hari. Saya takut tidak ada yang beli karena harganya mahal," ujar Wayan Martini rada mengeluh.
 
Namun dirinya meminta agar pemerintah segera mengatur distribusi kebutuhan bahan dapur ibu ibu ini,apalagi Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu sudah hitungan hari lagi.