
balitribune.co.id | Negara - Warga pesisir Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara Sabtu (7/1) malam digegerkan dengan adanya jukung terdampar. Jukung yang terdampar terbawa arus tersebut tanpa penerangan dan dalam kondisi mati mesin. Setelah dilakukan pengecekan awak jukung tersebut sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Minggu (8/1), terdamparnya jukung tersebut diketahui pertamakali oleh salah seorang nelayan setempat, Hariyadi (29) sekitar pukul 19.30 Wita. Saat itu saksi yang tengah memancing ikan di tepian pantai melihat dari tengah laut jukung menepi ke pantai Pebuahan. Ia pun merasa curiga lantaran prahu fiber tersebut mesinnya kondisinya mati dan tanpa penerangan. Karena terbawa arus ke pinggir, jukung tersebut akhirnya kadas di bibir pantai.
Saksi langsung mendekati dan mengecek jukung tersebut. Di atas jukung tersebut ada sosok lelaki yang duduk menyender di tiang bagian belakang jukung. Namun lelaki tersebut tidak menunjukan respon apapun. Saksi langsung memberitahukan warga lainnya. Warga pun berupaya mengangkat jukung yang sebelumnya terombang-ambing tersebut ke daratan. Setelah dilakukan pengecekan oleh warga, lelaki tersebut sudah tidak bernyawa. Warga langsung melaporkan kejadian tersebut.
Pihak kepolisian langsung turun ke lokasi. Kasat Polair Polres Jembrana, AKP I Putu Raka Wiratama dikonfirmasi Minggu kemarin mengatakan saat ditemukan oleh warga kondisi tubuh lelaki tersebut sudah kaku, “diduga sudah meninggal beberapa jam sebelumnya,” ujarnya. Setelah dilakukan identifikasi oleh Tim Inafis Satreskrim Polres Jembrana, ia mengatakan indentitas jenasah tersebut diketahui bernama Businal (60) seorang nelayan Desa Tembok Rejo Kecamatan Muncar, Banyuwangi.
Informasi terkait penemuan jukung dengan awak yang sudah tidak bernyawa ini langsung menyebar dikalangan nelayan, bahkan hingga ke Banyuwangi.
“Setelah menyebar dari mulut ke mulut, ada konfirmasi dari warga Muncar yang menyatakan keluarga awak jukung tersebut. Dari keterangan keluarganya, korban pergi melaut pada Sabtu pagi,” ungkapnya. Korban melaut di sekitar wilayah perairan selatan Jembrana. “Sekitar perairan Senggrong (laut dangkal di perairan selatan Jembarana),” paparnya.
Pihaknya menduga mesin jukung korban mati ditengah laut karena kehabisan bahan bakar, “Jaraknya lumayan jauh dan karena arus air laut mengarah ke selat Bali, jukungnya terbawa arus dan terdampar di Pebuahan,” jelasnya.
Setelah dilakukan pemulasaran di Ruang Jenasah RSU Negara, jenasah tersebut langsung dijemput pihak keluarga,
“Sudah di jemput sekitar pukul 02.00 Wita oleh pihak keluarganya yang ada di Desa Pengambengan atas nama Madek Marjani dari Banjar Munduk,” jelasnya.
Ia menyebut pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi jenasah dan sudah mengiklaskan kepergian korban.
“Dari keterangan keluarga diduga korban meninggal karena riwayat penyakit yang dideritanya. Dari hasil pemeriksaan Tim Inafis bersama tim medis juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Pihak keluarga sudah mengiklaskan kepergian korban. Jenasah korban langsung diantar oleh keluarganya ke Muncar, Banyuwangi,” tandasnya.