Diposting : 28 September 2021 23:33
JOK - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Kapendam IX/Udayana Letkol Kav Antonius Totok YP, mengatakan, kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan salah satu bukti bahwa TNI peduli dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program TMMD ini juga dapat dimaknai sebagai upaya untuk menggali mutiara terpendam di daerah pedesaan yang terpencil, terluar maupun terisolir.
"Program TMMD yang menyentuh pembangunan fisik infrastruktur maupun kegiatan nonfisik diharapkan mampu membuka potensi dan sumber daya wilayah, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang selama ini terbatas," ujar Kapendam IX/Udayana, saat ditemui di Denpasar, Selasa (28/9).
Pelaksanaan kegiatan TMMD ke-112 TA 2021 untuk wilayah Provinsi Bali kali ini digelar selama sebulan (30 hari) di wilayah Kodim 1626/Bali, dipusatkan di Desa Pengotan, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, yang resmi dibuka pada Rabu (15/9) lalu. Ditandai dengan penandatanganan dan penyerahan dokumen berita acara dari Pemda (Bupati Bangli) kepada Dandim 1626/Bangli Letkol Inf I Gde Putu Suwardana, SIP, selaku Dansatgas TMMD, disaksikan Danrem 163/Wira Satya Brigjen TNI Husein Sagaf, SH, dan sejumlah pejabat terkait.
Pada tahun 2021 ini, Kodam IX/Udayana menyelenggarakan program TMMD ke-112 di 4 wilayah Kodim jajaran masing-masing, 2 lokasi di wilayah Provinsi NTT yaitu, di Kodim 1601/Sumba Timur dan Kodim 1605/Belu, juga Kodim 1614/Dompu (NTB), dan di Kodim 1626/Bangli (Provinsi Bali).
"Meski di tengah pandemi yang masih melanda di seluruh belahan dunia termasuk di wilayah Indonesia saat ini, TNI Angkatan Darat (AD), dalam hal ini Kodam IX/Udayana selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi kesulitan yang tengah dihadapi masyarakat. Hal ini adalah bentuk komitmen TNI AD sebagai tentara rakyat dalam membantu masyarakat," jelas Kapendam.
Pelaksanaan TMMD selama ini dinilai dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pedesaan, terpencil, terluar maupun terisolir, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Keberhasilan setiap pelaksanaan TMMD tidak terlapas dari sinergitas antara TNI bersama pemerintah daerah (Pemda) dan instansi terkait lainnya, serta keterlibatan dan dukungan masyarakat untuk mewujudkan pemerataan pembangunan di berbagai sektor.
Menurut Kapendam, melihat upaya dan tujuan TMMD yang begitu mulia ini, tidaklah berlebihan, apabila kegiatan TMMD dapat diibaratkan sebagai upaya bersama dalam menggali mutiara terpendam dan segala potensi di daerah pedesaan, terpencil, terluar maupun terisolir dengan sasaran utamanya adalah mengatasi kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita ketahui bersama, bahwa sejatinya Indonesia merupakan daerah yang subur dan kaya akan sumber daya alamnya. Sejumlah potensi ini belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, karena pembangunan yang belum merata. Hal inilah yang perlu kita gali bersama dan bangkitkan sebagai upaya untuk memajukan perekonomian rakyat yang selama ini belum tereksplorasi dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat," urai Letkol Antonius Totok.
Seperti kegiatan TMMD ke-112 di Kodim 1601/Sumba Timur, NTT, yang mempunyai sasaran fisik berupa pengerjaan saluran irigasi, yang dibangun dan diharapkan mampu memberi pasokan air secara terus menerus di lahan pertanian yang selama ini merupakan lahan sawah tadah hujan. Frekuensi tanam juga akan menjadi meningkat, diikuti frekuensi panen yang kian meningkat pula, sehingga penghasilan masyarakat pun bertambah.
“Apalagi dalam TTMD kali ini di wilayah Desa Rambangaru, Kecamatan Haharu ini diberikan tambahan sasaran berupa pembukaan lahan pertanian untuk ditanami jagung para area seluas 10 hektar,” kata Kapendam, seraya menjelaskan, sasaran tambahan ini merupakan gagasan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, MSc.
Dalam upayanya mengatasi kesulitan masyarakat di Bali, NTB, dan NTB, terutama masalah air, Pangdam mempunyai program spektakuler berupa pemasangan pompa hidram di 202 titik.
"Sampai saat ini, sudah mencapai150 titik pompa hidram yang sudah terealisasi dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sisanya dikerjakan pada tahap IV yang saat ini sedang persiapan untuk dilaksanakan launching pada minggu depan" tutur Kapendam.
Bahkan, dalam berbagai kesempatan, Pangdam selalu menjelaskan bahwa kesulitan air merupakan faktor utama penghambat kesejahteraan masyarakat di Bali, NTB, dan NTT. Selama ini air sebagai sumber utama kehidupan, sehingga diharapkan sektor pertanian dan peternakan dapat maju dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
Ketika pasokan air bersih terpenuhi, maka sanitasi dan budaya hidup sehat dapat dilakukan dengan baik, sehingga akan mencetak generasi penerus yang berkualitas. Pembangunan secara fisik pun dapat dilakukan dengan baik, terutama rehab terhadap kondisi rumah tidak layak huni (RTLH), pembangunan gereja, dan beberapa sarana prasarana lainnya, bahkan jika kesulitan air bisa teratasi maka dapat menyelesaikan konflik sosial yang sering terjadi di bebarapa wilayah.
Selanjutnya kegiatan TMMD di Kodim 1605/Belu,NTT, yang merupakan wilayah perbatasan darat RI-RDTL Sektor Timur tepatnya di Kecamatan Lakamnen dan Kecamatan Kakuluk Mesak, menyasar pada pembukaan jalan sepanjang 4 km dan mengerjakan peremajaan mata air Weabat (1 unit). Di wilayah batas negara ini sangat penting untuk dibangun infrastruktur yang memadai, karena memiliki nilai strategis yang tinggi, yakni berdampak pada peningkatan wawasan masyarakat setempat, sehingga dapat merasakan bahwa negara hadir untuk memajukan daerahnya.
Sementara itu, sasaran fisik berupa rehab tempat ibadah dan pembuatan jembatan serta pembukaan jalan yang berlokasi di 4 desa di wilayah Kecamatan Pekat, menjadi program utama TMMD ke-112 di Kodim 1614/Dompu. Dengan program ini diharapkan dapat lebih memperkokoh toleransi antarumat beragama dan berdampak kepada terwujudnya soliditas dan komunikasi sosial antardaerah baru di wilayah tersebut. Terbukanya akses jalan juga dapat mendukung peningkatan ekonomi, serta budaya dan pertukaran informasi yang selama ini terisolisir.
Untuk wilayah Pulau Bali, kegiatan TMMD digelar di wilayah Kodim 1626/Bangli, yang selama ini dikenal dengan obyek wisata dan tradisi adat istiadatnya, dengan sasaran pembukaan jalan sepanjang 850 meter di Desa Pengotan, Kecamatan/Kabupaten Bangli. “Urgensi pada sasaran ini, dimaksudkan untuk mempermudah akses masyarakat dalam melaksanakan upacara ngaben/pemakaman jenazah maupun mempersingkat dan memudahkan transportasi dalam membawa hasil pertanian," elas Kapendam.