balitribune.co.id | Negara - Ditengah pemberlakukan adaptasi kebiasaan baru, justru angka kasus covid-19 di Jembrana semakin bertambah. Penambahan pasien anyar kali ini dari pelaku perjalan dalam negeri (PPDN), salah satunya yang terjaring di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk.
Jumlah kasus positif di Jembrana kini kembali awal pecan ini mengalami penambahan. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jembrana kembali mengumumkan adanya penambahan dua pasien positif covid-19 baru. Kedua pasien tersebut warga asal Kecamatan Melaya serta Kecamatan Jembrana. Keduanya bukanlah pasien yang anyar yang baru dirujuk ke ruang isolasi RSU Negara.
Sebelumnya keduanya memang sudah tercatat sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di RSU Negara. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jembrana ,dr I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan awalnya mereka terdeteksi dari hasil test rapid reaktif sehingga dilakukan test swab PCR. " Bertambah dua kasus. Hasil swab keduanya keluar dinyatakan positif covid-19," ujarnya.
Menurutnya, kedua pasien dirawat di RSU Negara dengan status PDP masing-masing sejak Minggu (12/7) dan Selasa (14/7). “Pasien pertama seorang wiraswasta, reaktif rapid tes rujukan dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Gilimanuk. Sedangkan pasien kedua sopir logistik, sebelumnya Rapidtes reaktif di Puskesmas I Melaya. Keduanya kita kategorikan sebagai transmisi pelaku perjalanan dalam negeri," ujarnya.
Dengan adanya penambahan dua pasien ini, secara kumulatif jumlah pasien terkonfirmasi positif covid-19 di Jembrana hingga Minggu (19/7) menjadi 53 orang dan tujuh diantaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit. “Lima orang dirawat di RSU Negara, satu di RSUP Sanglah serta dua orang dirawat di RSPTN Udayana. Sedangkan jumlah pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 45 orang” sebutnya.
Sedangkan setelah status karantina wilayah di Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara yang diberlakukan selama 14 hari dicabut Gugas Jembrana Jumat (17/7) lalu, Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa meminta masyarakat tetap mewaspadai reskito penyebaran covid-19 dan tetap taat menerapkan protokol kesehatan. "Setelah dinayatakan selesai dan sehat jangan euforia berlebihan” ujarnya.
“Usai karantina justru malah bepergian kemana-mana, justru akan beresiko penyebaran," tambahnya. Sebelum vaksin ditemukan, menurutnya yang paling penting saat ini adalah disiplin dengan diri sendiri untuk menerapkan protokol kesehatan. "Sampai saat ini belum ditemukan vaksin covid-19. Karena itu, vaksin kita saat ini adalah disiplin terhadap diri sendiri. Mari saling menjaga dan saling melindungi," tegasnya.
Senada dengan Kapolres Wibawa, Bupati Jembrana, I Putu Artha mengatakan berdiam diri di rumah selama 14 hari tidaklah mudah. “Semua warga melakukan tapa brata (menjalankan protokol kesehatan) penuh disiplin dan kesadaran, tanpa diawasi hingga hasilnya sangat baik. Karena mereka paham untuk keselamatan dan keamanan bersama. Ini patut ditiru dan dicontoh desa-desa lainnya di Jembrana,” tandasnya.