balitribune.co.id | Gianyar - Jalur Singapadu- Singakerta, Sabtu (15/11) malam sempat mengalami kemacetan panjang. Menyusul kebakaran hebat yang menimpa sebuah galery sekaligus kafe Omah Gelato yang berada Jalan raya Tebongkang, Desa Singekerta, Ubud. Ironisnya, usaha yang baru buka satu minggu lalu ini harus menelan kerugian hingga Rp 2,5 Milyar atas musibah ini.
Kedatangan lima Mobil Pemadam Kebakaran dari berbagai arah, sempat membuat suasana di Desa Singakerta mencekam. Menyusul kebakaran hebat yang menyelimuti Omah Gelato yang merupakan usaha galery sekaligus kafe yang baru dibuka beberapa minggu lalu. Lantaran besarnya api, beberapa unit Mobil damkar pun harus bolak balik untuk pengisian air. Sementara arus lalu lintas pun sempat mengalami kemacaten, dan beberapa pengendara memilih memutar. Dalam hitungan 1,5 jam api akhirnya berhasil dipadamkan petugas, namun sayang bangunan dan isinya tidak bisa diselamatkan.
Dikonfirmasi Minggu (15/11), Kepala Dinas Polpp dan Damkar Gianyar, I Made Watha mengatakan, pihaknya telah menurunkan 5 unit armada ke lapangan melakukan pemadaman saat kejadian. Disebutkan anggotanya tiba di lokasi sekitar pukul 23.07 paska mendapat laporan kejadian tersebut. Dikatakan kafe tersebut baru beberapa minggu beroperasi. "Kami sudah berusaha maksimal dengan melibatkan personil di seluruh pos yang ada," ungkapnya.
Disebutkan, pokok benda yang terbakar merupakan omah gelato berupa galery sekaligus cafe. Dengan jumlah yang terbakar satu unit yang memiliki luas 6,6 meter x 30 meter. Yang berisikan sejumlah barang-barang seni berharga. "Penanganannya juga cukup lama, sekitar 1 jam lebih karena lokasi kejadian luas dan kobaran api besar," tandasnya.

Lihat foto : Petugas Damkar Gianyar memadamkan kobaran api yang membakar Omah Gelato
Sementara Pemilik galery dan cafe gelato shop, Nyoman Birit mengatakan dirinya tidak mengetahui detail kejadiannya. Saat kejadian ia dihubungi oleh rekannya bahwa galery miliknya terbakar. "Saya percisnya kurang tahu jam berapa, karena ada teman yang menghubungi, sampai di sana sekitar jam 11-an sudah banyak mobil damkar. Saya bukanya tanggal 6 minggu lalu, tapi bangunannya sudah lama. Saya buka gelato shop di sana," terangnya.
Mengenai kerugian materiil, Birit mengaku sudah banyak pastinya. Sebab mesin yang ia beli harganya mencapai Rp 1 miliar. "Kalau kerugian sudah banyak sekali, kalau bangunan sudah semua hancur. Paling mahal itu kan mesin-mesinnya, mesin gelato kan mahal. Mesin-mesinnya aja sekitar Rp 1 miliar jika sama bangunan sampai Rp 2,5 miliar," terangnya singkat.