Gianyar, Bali Tribune
Total kerugian yang diderita 140 pedagang di Pasar Seni Ubud akibat kebakaran mencapai Rp 14 Miliar. Angka itu didapatkan setelah dilakukan pendataan ke masing-masing pedagang pascakebakaran pasar tersebut. Seorang pedagang yang menderita kerugian terbesar berkisar Rp 500 juta, dan terkecil Rp 40 Juta.
Hal itu terungkap saat rapat instansi terkait, di Ruang Setda Pemkab Gianyar, Senin (28/3). Usai rapat, Asisten II Setda Gianyar I Ketut Astawa Suyasa mengungkapkan angka kerugian itu baru terbatas pada barang dagangan pedagang. Sementara nilai kerugian bangunan masih dalam pendataan. Mengenai nasib pedagang, dipastikan akan menjadi prioritas. Maksudnya, kendala-kendala yang dihadapi para pedagang mulai dari kredit sewa los hingga permodalan sudah dibahas.
"Musibah ini adalah force mayor, jadi kami akan memohon keringan kepada pihak Bank agar di re-schedul serta cicilan untuk satu tahun ke depan diperingan. Untuk permodalan, Bapak Mentri Koperasi dan UKM sudah menfasilitasi kredit ringan, " terang Suyasa.
Ditanya tentang tempat relokasi sementara, akan diupayakan di sekitar Pasar Ubud. Sebab dari kajian sementara, sejumlah titik masih memungkinkan untuk menampung 140 pedagang. "Namun semua pihak kami harap bersabar dan hati-hati. Karena setiap rencana relokasi pasti ada saja gesekan-gesekan," ujarnya.
Secara terpisah, Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata menegaskan, jika dirinya tidak ingin para pedagang yang menjadi korban musibah itu tambah sengsara lagi. "Saya sudah instruksikan ke jajaran, agar kepentingan para pedagang yang mendesak difasiliatasi agar secepatnya dapat beraktivitas kembali, "tegasnya.
Untuk ke depannya, Bupati Bharata berharap agar musibah kebakaran ini menjadi bahan evaluasi kesadaran bersama. Setidaknya, masalah kelistrikan sering menjadi pemicu kebakaran. "Sejak dulu saya sudah mewanti-wanti agar instalasi listrik di pasar-pasar dikontrol rutin. Termasuk para pedagang agar tidak lalai memasang sambungan baru tanpa mengindahkan standarisasi," wantinya.