Diposting : 2 August 2019 14:18
Djoko Purnomo - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Tim panjat tebing Bali berhasil meraih 1 medali emas dan 1 perak dalam ajang Kejurnas FPTI Kelompok Umur XIV 2019 di Sport Climbing Palaihari Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Kamis (1/8).
Medali emas untuk Bali pada kejuaraan yang berlangsung mulai 27 Juli hingga 4 Agustus 2019 itu dipersembahkan Samudera Setiadji Putra di nomor speed youth D putra, sedangkan medali perak juga dipersembahkan Samudera Setiadji dari nomor lead youth D putra.
Ketua Umum Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bali, Putu Yudiatmika, SH menyambut positif hasil tersebut dan berharap raihan medali akan terus bertambah sehingga prestasi panjat tebing junior Bali kian diperhitungkan oleh daerah-daerah lain di Tanah Air.
"Ini kejurnas kelompok umur, jadi atlet yang kami kirim merupakan masa depan dan menjadi andalan Bali nantinya. Raihan dua medali ini patut kita syukuri mengingat juga mereka harus bersaing dengan daerah yang selama ini menjadi kiblatnya cabor panjat tebing di Indonesia," ujar Putu Yudiatmika.
Yudi Atmika yang juga salah seorang pengurus KONI Bali itu mengatakan, dengan raihan sementara satu emas dan satu perak, tim panjat tebing Bali berada di peringkat tiga di bawah Jawa Tengah di posisi pertama dan Jawa Timur di peringkat kedua.
Jawa Tengah yang dikenal sebagai gudangnya atlet panjat tebing sementara mengoleksi 4 medali emas dan 1 perunggu. Sedangkan Jawa Timur di peringkat dua setelah mengumpulkan 1 medali emas, 4 perak dan 1 medali perunggu.
"Kita masih ada peluang menambah medali karena dua atlet Bali masuk final yang akan dimainkan hari Jumat (2/8). Kedua atlet tersebut semuanya putri yakni Komang Ayu dan Desak. Kita doakan semoga keduanya berhasil menambah medali untuk Bali," ujar Putu yudi Atmika.
FPTI Bali ke ajang Kejurnas Kelompok Umur XIV/2019 tersebut hanya mengirim 7 atlet dan tidak turun dengan kekuatan penuh seperti kejurnas-kejurnas lainnya, terutama yang digelar di Pulau Jawa. Yudi Atmika mengatakan, kejurnas di Kalimantan Selatan ini memerlukan biaya tidak sedikit sedangkan dukungan dana dari KONI Bali terbatas.
“Ya, dana terbatas, maka kami tidak bisa berbuat banyak mengirim atlet. Beda jika kejurnasnya digelar di Jawa seperti beberapa waktu lalu, dimana kami menurunkan banyak atlet, karena bisa ditempuh menggunakan transportasi darat,” pungkas Putu Yudi Atmika. (u)