Keluarga Berisiko Stunting Terbanyak di Desa Pengambengan | Bali Tribune
Diposting : 9 November 2022 03:01
PAM - Bali Tribune
Bali Tribune / ILUSTRASI (ist)

balitribune.co.id | Negara - Kendati berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah dan menekan angka stunting, namun masih ada wilayah dengan angka stunting tinggi.

Seperti terungkap dari laporan hasil audit stunting semester II, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara terdata memiliki keluarga berisiko stunting terbanyak. Hasil audit kasus stunting pada semester II tahun 2022 ini telah dilaporkan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting.

Kepala Bidang Keluarga Berencana, penyuluhan dan Penggerakan pada Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPA-PPKB) Kabupaten Jembrana, I Putu Suarnita mengatakan Desa Pengambengan menjadi sasaran audit semester II lantaran memiliki risiko paling tinggi sehingga harus mendapat intervensi.

Proses audit terhadap masyarakat yang berisiko stunting yang berlokasi di Desa Pengambengan tersebut menurutnya juga melibatkan tim BKKBN Provinsi Bali.

"Kami dari Dinas PPPA-PPKB sudah melakukan audit stunting semester II yang berlokasi di Desa Pengambengan. Kami menyasar sasaran yang paling berisiko/urgen yang bisa kita intervensi di tiga bulan ke depan," paparnya Selasa (8/11). Ia mengakui terdapat beberapa temuan masyarakat yang berisiko stunting.

Temuan tersebut dari kriteria audit calon pengantin (catin), ibu hamil (bumil), ibu menyusui, baduta (bayi di bawah dua tahun) dan balita yang sudah didata.

Hasil audit di Desa Pengambengan terdapat 46 warga berisiko, terdiri dari catin 1 orang, bumil 35 orng, ibu menyusui 4 orang, baduta  4 orang serta balita 2 orang. Data tersebut menurutnya akan dikoordinasikan dengan stakeholder terkait. Pihaknya pun berharap kasus stunting di  wilayah Kabupaten Jembrana dapat ditekan.

"Dari audit stunting itu kita tahu faktor-faktor penyebabnya. Selanjutnya akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan ataupun memberikan pendampingan," jelasnya.

Tindaklanjut audit warga berisiko stunting tersebut menurutnya juga akan dilaporkan ke provinsi dan tim pakar untuk dianalisa. "Tim pakar nanti akan menganalisis kasusnya dan dari analisis itu nanti akan ada  rekomendasi. Dari rekomendasi tim pakar nanti kita lakukan desiminasi di kabupaten," tandasnya.

Sementara itu Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna juga menyatakan akan melakukan upaya-upaya tindak lanjut atau pencegahan kasus stunting di Kabupaten Jembrana.

"Akan ada Focus Group Discussion (FGD) dari pihak provinsi bersama pakar dan diseminasi hasil audit kasus untuk upaya pencegahan stunting pada kelompok berisiko seperti pasangan usia subur (PUS) catin, bumil, ibu menyusui, baduta dan balita,” tandasnya.