
balitribune.co.id | Gianyar - Meski disebut memasuki pusim kemarau panjang, nyatanya hujan ekstrem terus mengganyang dalam sepekan terakhir. Kondisi ini membuat para petani was-was lantaran sejumlah kemoditinya rentan gagal panen. Salah satunya petani tembakau di Sukawati yang jelang panen kini terancam serangan daun menguning.
Dari pantaun, Minggu (9/7/2023), kondisi tanaman tembakau di areal Subak Gelumpang, Sukawati, tenaman tembakau setempat masih terlihat sehat. Namun sejumlah petani terlihat sibuk untuk memastikan tanamannya tidak tergenang air. "Kami khawatir menjelang panen ini justru gagal. Jika terus diguyur hujan gini bisa menguning karena pembusikan akar. Kalaupun selamat, kualitasnya kami tidak jamin," ungkap I Made Suamir, salah seorang petani.
Disebutkan, hujan belakangan ini sangat membuat dirinya dan rekan-rekannya cemas. Karena tembakau yang mereka tanam ada yang sudah akan panen. Sehingga jika didera hujan terus menerus hasilnya akan tidak bagus. "Harga juga bisa turun, semoga tidak hujan lagi," ujarnya saat di temui di ladanganya.
Sementara, Kabid Umum Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Gianyar I Gusti Nyoman Raka, Minggu (9/7/2023, mengatakan petani di wilayah Sukawati telah terbiasa menanam tembakau pasca panen padi. Para petani telah memiliki hitungan di mana tanaman tembakau musim tanamnya pada musim kemarau.
Kata Gusti Raka, mengenai musim hujan akhir ini, dan pengaruhnya terhadap tembakau, tergantung pada drainasa. Jika drainase kurang baik maka tanaman akan terendam. "Akibatnya tanaman akan layu jadi busuk akar yang menyerang cendawan atau jamur, tapi kalau drainasenya bagus sirkulasi air mengalir akan sedikit tahan," ujarnya.
Mengenai tambakau di wilayah Sukawati, ia mengatakan sejumlah taneman milik petani telah mendekati panen. Terkait gagal panen, ia menyebut hal itu tidak akan terjadi. Hanya saja cuaca akan menurunkan kualitas tambakau. "Kalau gagal panen tidak Pak. Tanaman sudah umur mendekati panen, masih bisa panen, tapi produksinya akan turun dan mutunya kurang. Kalau tidak ada hujan besok sudah ada yang panen, mohon doanya semoga hujan bisa berhenti," terangnya.
Kualitas tembakau Sukawati cukup dikenal di kalangan masyarakat lokal. Menurut pecinta tambakau, rasa tembakau sukawati mumpunyai ciri khas. Biasanya dinikmati kalangan tua untuk susur (mengelum). "Untuk pasar, ada pengepul untuk pasar lokal Bali, karena hasilnya tembakau rajangan untuk masyarakat Bali sebagai susur dan untuk upacara adat," tandasnya.