balitribune.co.id | Nusa Penida – Pulau berbukit dan pemandangan bawah laut yang menakjubkan di Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida merupakan surga bagi pecinta terumbu karang dan biota laut seperti pari manta, ikan mola dan penyu. Kawasan konservasi yang dapat dijangkau hanya dengan perjalanan singkat ini melingkupi wilayah seluas 20.057 hektar di sekitar pulau utama Nusa Penida, dan dua pulau kecil lainnya yaitu Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan. Selama berabad-abad lamanya, masyarakat Nusa Penida hidup berdampingan dengan wilayah perairannya. Pada tahun 2008 silam, area ini diketahui sebagai suatu wilayah dengan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap sumber daya laut dan dinyatakan sebagai area penting bagi keanekaragaman laut lewat sebuah kajian ekologis cepat (rapid ecological assessment). Hasil kajian ini diperkuat dengan kenyataan bahwa lebih dari 48.000 masyarakat yang setiap harinya bergantung pada lautan sebagai sumber penghidupannya.
Berkat komitmen Pemerintah Kabupaten Klungkung dan Pemerintah Provinsi Bali, KKP Nusa Penida saat ini sudah terkenal di Kawasan Segitiga Terumbu Karang. Kawasan konservasi ini berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2013 dan 2015 atas efektivitas pengelolaannya. Atas pencapaian ini, Mission Blue juga turut mendeklarasikan KKP Nusa Penida sebagai sebuah Hope Spot baru agar Nusa Penida dapat terus meningkatkan efektivitas pengelolaannya. Bagi Coral Triangle Center, penjabaran dari tujuan-tujuan ini bermakna akan adanya pengelolaan yang lebih, dalam pelestarian sumber daya laut dan sumber penghidupan masyarakat. Contoh capaian terukur bagi efektivitas pengelolaan meliputi tingkat kepatuhan terhadap peraturan yang ada, perkembangan sosial ekonomi, meningkatkan pengetahuan masyarakat disekitar sumber daya laut, dan membentuk peraturan-peraturan yang berkaitan dengan jumlah pengunjung KKP.
Dr. Sylvia Earle, pendiri Mission Blue mengatakan “Idealnya, untuk memulihkan semua yang telah hilang, kita perlu membentuk tempat-tempat yang besar dimana kita tidak dapat mengambil flora fauna yang ada disana. Namun, juga menjadi penting bagi kita untuk menghargai masyarakat pesisir yang sudah sejak lama mendapat penghidupan dari mengambil flora fauna laut. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat terus melakukan hal-hal seperti yang mereka lakukan saat ini di Nusa Penida, di mana masyarakat melihat kondisi Nusa Penida secara gambar besar (big picture) sehingga mereka dapat menemukan metode yang tepat untuk pelestarian lingkungan dengan cara yang baik untuk lautan dan masyarakat.”
Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida sangat terkenal di dunia berkat uniknya keindahan alam yang dimilikinya. Wilayah ini adalah rumah bagi 300 jenis karang dan lebih dari 500 jenis ikan karang dimana beberapa diantaranya terbilang baru bagi ilmu pengetahuan terkini. Menurut penelitian oleh Marine Megafauna Foundation dua jenis pari manta, pari manta oseanik (Mobula birostris) dan pari manta karang (Mobula alfredi) ditemukan di KKP Nusa Penida. Manta jenis ini masuk ke dalam hewan yang rawan kepunahan dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) tentang spesies langka.
Nengah Bagus Sugiarta, Kepala Unit Pengelola Teknis Daerah KKP Provinsi Bali menjelaskan, “KKP sangat penting bagi masyarakat setempat karena pemanfaatan wilayahnya dapat dikelola secara berkelanjutan. Masyarakat berharap dapat mencapai keseimbangan antara pemanfaatan dan konservasi.”
“Tokoh masyarakat memulai aksi konservasi di wilayah ini lewat penjangkauan kepada masyarakat, membangun kerjasama dan patroli berkala” ungkap Sugiarta. “Unit pengelola fokus pada pengelolaan dan mendukung ekosistem laut dan pesisir untuk masa depan yang lestari”. Unit pengelola mendukung KKP lewat sistem zonasi yang mengontrol aktivitas masyarakat di ketujuh zona yang ada. Dua diantaranya mendukung industri pariwisata yang merupakan sumber pendapatan terbesar bagi masyarakat Nusa Penida.
Keindahan sejati dari Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida terletak pada masyarakatnya. Faktanya, masyarakat setempat turut serta dalam perencanaan KKP, dan memperjuangkan program restorasi terumbu karang dan bakau dengan membantu para pengelola disana. Penduduk Nusa Penida adalah masyarakat Bali yang memegang teguh adat budaya dan sangat menghormati laut dan kehidupan. Di Nusa Penida, terdapat Pura Ped yang merupakan salah satu Pura penting di Bali. Setiap satu tahun sekali, masyarakat Nusa Penida menggelar upacara adat sebagai wujud penghargaan kepada laut yang disebut “Nyepi Segara” dimana dalam satu hari penuh, semua aktivitas laut dilarang, artinya tidak ada kapal-kapal yang masuk maupun keluar selama upacara ini berlangsung.
“KKP Nusa Penida adalah contoh bagaimana kita menggabungkan adat dan ilmu pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya laut. Sebagai salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi di Bali, Nusa Penida memiliki posisi yang unik untuk menginspirasi dan mempengaruhi masyarakat umum untuk peduli terhadap sumber daya laut di Indonesia dan di wilayah Segitiga Terumbu Karang. Nusa Penida berperan sebagai pintu gerbang ke banyak aspek dalam konservasi dan pengelolaan laut – mulai dari dampak perubahan iklim terhadap terumbu karang, perlindungan terhadap flora fauna langka, terancam dan dilindungi, pengelolaaan ekosistem, perlibatan masyarakat, penerapan sistem zonasi dan lainnya ” ucap Sugiarta.
Hope Spot Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida berpotensi untuk menginspirasi ribuan wisatawan, siswa dan dunia sebagai situs pembelajaran dari Coral Triangle Center yang memberikan contoh bagaimana Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia dapat dibentuk secara kolaboratif dan dikelola dengan efektif melalui kerja sama antara masyarakat, pelaku bisnis, lembaga swadaya, dan pemerintah.
“Di Coral Triangle Center, kami yakin dengan menginspirasi masyarakat untuk melakukan aksi nyata guna menyelamatkan laut dan juga di waktu yang bersamaan juga membangun kapasitas dan menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh para garda depan untuk dapat menerapkan aksi konservasi yang efektif dan berdampak baik, tidak hanya pada ekosistem laut tetapi juga pada orang-orang yang bergantung padanya. KKP Nusa Penida merupakan suatu contoh bagaimana konservasi laut yang efektif dapat berdampak positif terhadap lingkungan, masyarakat dan ekonomi” ucap Direktur Eksekutif Coral Triangle Center, Rili Djohani.