Diposting : 17 July 2019 11:52
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Setelah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5.8. Episenter gempa terletak di koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT atau terletak di laut di 80 km arah selatan Kota Negara Kabupaten Jembrana di kedalaman 104 kilometer sekitar pukul 08:18:36 Wita, wisatawan yang sedang berada di dalam hotel sempat kaget dan panik. Namun ketika situasi mulai kondusif, wisatawan melakukan aktivitas wisata secara normal. Demikian disampaikan Ketua Bali Hotel Association (BHA), Ricky Putra saat dikonfirmasi balitribune.co.id | - , Selasa (16/7).
Dia menceritakan, ketika goncangan itu terjadi, wisatawan yang sebagian besar berada di restoran sedang menikmati sarapan dan memang tampak kaget. Bahkan ada beberapa tamu yang menginap saat itu masih berada di dalam kamar. "Tamu yang menginap memang kaget dan bertanya saat merasakan adanya goncangan. Namun staf kami berusaha untuk menenangkan mereka. Kami langsung mencari informasi dari sumber terpercaya seperti BMKG dan Kementerian Pariwisata terkait kejadian ini agar bisa segera diberitahukan kepada wisatawan," terangnya.
Kemudian pihaknya menghimpun informasi dari sumber resmi dan disampaikan kepada seluruh tamu/wisatawan yang menginap di hotel. "Kami sampaikan memang terjadi gempa namun tidak berpotensi tsunami. Akhirnya wisatawan pun mulai tenang dan memulai kembali aktivitasnya," ucap Ricky yang juga General Manager The Royal Santrian Nusa Dua.
Pihaknya pun mengaku belum menerima keluhan dari wisatawan terkait gempa bumi ini. Wisatawan sudah menyadari bahwa kejadian tersebut adalah murni disebabkan oleh alam yang bisa terjadi kapanpun dan di manapun. "Kita selalu meyakinkan dan menenangkan tamu. Begitupun para pegawai juga tetap tenang. Karyawan juga sebelumnya sudah kita training terkait kondisi menangani emergency termasuk gempa. Jadi sudah terlatih untuk menghadapi situasi seperti itu dengan tenang," jelasnya.
Ditegaskan Ricky bahwa pihaknya belum menerima laporan dari anggota BHA adanya wisatawan yang tiba-tiba memutuskan untuk memperpendek masa tinggalnya di Bali dikarenakan gempa bumi tersebut. "Tamu sudah melakukan aktivitasnya seperti biasa. Ada yang bersantai di kolam renang, tour mengunjungi destinasi dan lunch di dalam hotel. Kami pun memberikan himbauan kepada wisatawan sebagai antisipasi jika memerlukan informasi atau bantuan kami layani 24 jam," katanya.
Sementara itu Kepala Bagian Manajemen Krisis Pariwisata, Crisis Center Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Herry Rachmat Widjaja dalam keterangan tertulisnya menyampaikan akibat gempa tersebut beberapa fasilitas publik mengalami kerusakan ringan. Badan Penanggulangan Bencana Pusat dan Daerah sedang melakukan asesmen dampak gempa. Begitupun Kementerian Pariwisata terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Bali untuk mendapatkan informasi sektor pariwisata terdampak. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tetap beroperasi secara normal.
"Kementerian Pariwisata mengimbau wisatawan untuk mengikuti instruksi pemerintah dan memperbarui informasi dari akun resmi pemerintah seperti @Kemenpar_RI, @BNPB_Indonesia, @baliairports dan @infoBMKG," sebutnya. (u)