
balitribune.co.id | Mangupura - Bhagawanta Puri Ageng Mengwi, Ida Pedanda Gede Putra Pemaron dan Ida Pedanda Gede Putra Kekeran membisikkan Bhiseka Ida Cokorda dan Jro Istri saat Mejaya-Jaya serangkaian Upacara Penobatan atau Penumadegan Ida Cokorda Mengwi, Puri Ageng Mengwi di Pura Taman Ayun, Mangupura, Bali, Soma, Kliwon, Uye, Senin (7/7).
Penglingsir Puri Ageng Mengwi, Anak Agung Gde Agung Mabhiseka Ida Cokorda Mengwi XIII dan Jro Istri (Nyonya Ratna Gde Agung) bergelar Ida Istri Mengwi.
Demikianlah sepintas rangkaian Upacara Penobatan atau Penumadegan Ida Cokorda Mengwi disaksikan ribuan umat dan tamu undangan, termasuk tokoh-tokoh nasional serta Penglingsir Puri Sejebag Bali, termasuk Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung, I Gusti Anom Gumanti dan jajaran.
Merespons momentum langka ritual suci Bhiseka Ida Cokorda Puri Ageng Mengwi yang kembali digelar setelah 79 tahun lamanya atau terakhir dilaksanakan pada tahun 1946, Anom Gumanti mengucapkan selamat.
“Beliau (Ida Cokorda Mengwi XIII) melaksanakan tugas yang sangat mulia. Yang pertama adalah tugas spiritual atau keagamaan. Yang kedua membimbing umat (Hindu, red) untuk lebih baik lagi, berbakti kepada leluhur, Ida Bhatara. Selanjutnya, yang paling penting peran Beliau dan patut kita apresiasi adalah menjaga solidaritas sosial. Bukan hanya di Kabupaten Badung, namun juga di Bali bahkan nusantara. Saya yakin karena pengalaman Beliau sudah sangat luar biasa, saya yakin Beliau akan melaksanakan kewajiban-kewajiban itu dengan sangat baik dan bijaksana,” tandas Anom Gumanti diwawancarai di lokasi acara.
Lebih lanjut, mewakili segenap anggota DPRD Badung, Anom Gumanti mengucapkan selamat atas penobatan atau penumadegan Ida Penglingsir Puri Ageng Mengwi di mana Anak Agung Gde Agung Mabhiseka Ida Cokorda Mengwi XIII dan Jero Istri (Nyonya Ratna Gde Agung) bergelar Ida Istri Mengwi.
“Mewakili DPRD Badung, tiang ngaturin rahajeng Ratu Ida Cokorda Mengwi XIII sane sampun mebhiseka ratu. Mogi-mogi Ida prasida ngemban pamargi swadarma ring jagat Badung puniki. Sane paling utama punika ngemban sane mabaos sesananing agama. Kaping kalih sasananing umat duwene. Kaping tiga, sasaning ngemban panjak duwe makasami,” tutup Anom Gumanti.