
balitribune.co.id | Bangli - Ketua DPRD Kabupaten Bangli, I Ketut Suastika menyoroti tugas dan fungsi (tupoksi) Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) di Kabupaten Bangli. Sebab, sejatinya tugas Brida melaksanakan penelitian atau riset, pengembangan dan inovasi di daerah. Selain itu, Brida juga bertugas mengelola kekayaan intelektual. Namun sejauh ini keberadaan Brida belum ada terlihat hasilnya.
"Saya kira Brida belum optimal. Brida harus berlari lebih kencang dalam kaitannya untuk memunculkan inovasi daerah yang dibutuhkan. Hanya saja, selama ini memang belum tampak ada kesan Brida ini membuat sebuah produk inovasi daerah. Malah ada kesan melempem," ujar Ketut Suastika, Rabu (4/3).
Untuk itu, Brida semestinya harus intens melakukan riset dan analisis secara detail.
"Misalnya, riset untuk mengetahui seperti apa kondisi Bangli lalu dibagaimanakan. Nanti, ini yang akan menjadi dasar untuk perencanaan pembangunan," sebut Suastika.
Seperti halnya dalam upaya mewujudkan Bangli yang good governance berbasis elektronik terpadu dan upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Harusnya Brida punya terobosan dan inovasi-inovasi apa yang harus dilakukan oleh daerah. Makanya, riset harus sering dilakukan dan hasil riset yang ada baru akan muncul inovasi daerah bagaimana mengupgrade agar Bangli punya branding," tegas Suastika.
Untuk itu, diharapkan keberadaan Brida bisa lebih efektif dan memberikan manfaat untuk kebaikan masyarakat Bangli.
"Jangan sampai ada OPD yang dibentuk justru tidak ada manfaatnya," sebut Ketut Suastika.