
balitribune.co.id | Negara - Kisah pilu seorang lansia berusia berusia 70 tahun Ni Nyoman Alib kini menjadi sorotan. Ditengah usia senjanya nenek Alib ternyata telah puluhan tahun tahun menghuni bangunan bekas kandang ayam reot. Kini ia sedang menantikan rumah layak huni.
Kondisi tempat tinggal Ni Nyoman Alib sungguh memprihatinkan. Sebuah gubuk reot yang tak lebih dari bekas kandang ayam, tanpa penerangan yang memadai, apalagi sanitasi layak. Lebih memilukan lagi, Nenek Alib harus bertahan hidup seorang diri dalam kondisi tunanetra, tanpa kehadiran suami dan anak lelakinya yang selama ini menjadi tumpuan hidupnya. Riwayat hidup Nenek Alib pun penuh lika-liku.
Suami dan putra semata wayangnya meninggal dunia saat mereka menjalani program transmigrasi di Sumatera puluhan tahun lalu. Sejak saat itu, Nenek Alib hidup sebatang kara, terisolasi dalam kegelapan dan kemiskinan di tanah trans, hingga akhirnya dijemput pulang oleh kerabat yang masih peduli dan membawanya kembali ke tanah Bali. Ia tinggal di Banjar/Desa Nusasari, Kecamatan Melaya,
Kondisi inilah yang menggerakkan hati para relawan dan aparat kepolisian untuk segera bertindak. "Informasi dari warga soal kondisi Nenek Alib. Setelah survei langsung, kami sangat prihatin. Beliau tidur di bekas kandang ayam, dalam kondisi buta, dan tidak ada penghasilan. Ini yang membuat kami ajukan bantuan bedah rumah ke yayasan," tutur salah seorang relawan kemanusiaan, Ni Putu Witari.
Nenek Alib yang sebelumnya tidur di bekas kandang ayam reot, kini sedang menantikan rumah layak huni. Program bedah rumah kolaborasi antara salah satu yayasan bersama Polres Jembrana ini memberikan secercah harapan bagi Ni Nyoman Alib di usia senjanya. Bahkan Kapolres Jembrana AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati sudah turun langsung ke gubuk nenek ini.
Selain meninjau progres pembangunan rumah tersebut, Kapolres Dewi Suparwati bersama jajaran Polsek Melaya pada Kamis (12/6) juga bergotong royong membantu proses pembangunan. Tidak hanya dalam urusan keamanan dan ketertiban, menurutnya di tengah aktifitas penegakan hukum Polri selalu hadir di tengah masyarakat, termasuk juga dalam aspek kesejahteraan sosial warga.
Menurutnya upaya ini menjadi wujud nyata keterlibatan aktif Polri dalam kegiatan kemanusiaan. "Kegiatan ini sebagai bentuk bakti Polri kepada masyarakat. Kami ingin kehadiran Polri benar-benar dirasakan, tidak hanya dalam hal penegakan hukum, tetapi juga dalam bentuk kepedulian sosial," ujar AKBP Kadek Citra Dewi. Ia memastikan progres pembangunan rumah untuk nenek ini sudah berjalan signifikan.
Pihaknya menunjukkan optimisme bahwa rumah baru ini akan menjadi kado terindah bagi Nenek Alib. Pihaknya menargetkan pembangunan rumah bantuan ini akan rampung sebelum puncak peringatan Hari Bhayangkara ke-79. "Progresnya sudah 70 persen. Kami berharap bantuan ini bisa memberikan kenyamanan dan semangat baru bagi Ibu Ni Nyoman Alib dalam menjalani hidup," imbuhnya.
Program bedah rumah rangkaian peringatan ke-79 Hari Bhayangkara ini merupakan inisiatif untuk membantu sesama yang membutuhkan uluran tangan. Bedah rumah ini tidak hanya sekadar membangun rumah, tetapi juga membangun harapan, menumbuhkan kepedulian. Sinergi seperti inilah yang kami harapkan terus terjalin demi membantu masyarakat yang membutuhkan," tandasnya.