BALI TRIBUNE - Jelang arus mudik lebaran, Kamis (1/6) siang, kembali terjadi musibah di perairan Selat Bali yang diakibatkan buruknya cuaca belakangan ini dan merupakan musibah ketiga yang terjadi selama satu bulan ini. Gelombang laut tinggi menerjang Kapal Motor Penumpang (KMP) Prathita IV, menyebabkan lima kendaraan yang dimuat oleh kapal milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) tersebut terjungkal.
KMP Pratitha IV yang dinakhodai oleh Jailani sekitar pukul 10.20 wib berlayar dari Pelabuhan Penyeberangan Ketapang menuju ke Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk. Sekitar pukul 10.40 wib KMP Prathita IV yang akan bersandar di Dermaga Mobile Bridge (MB) I Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk tiba-tiba masalah atau trouble pada kemudi bagian kiri dengan kondisi kemudi yang masih dalam posisi cikar kiri pada jarak sekitar 500 meter dari pelabuhan. Akibatnya kemudi kapal tidak bisa kembali dalam posisi normal sehingga membuat kapal sempat terapung hingga beberapa menit.
Di saat sedang terapung, kapal yang melayani jasa penyeberangan Jawa-Bali itu terhempas angin kencang yang datang dari arah tenggara. Bahkan angin kencang tersebut juga memicu terjadinya gelombang tinggi air laut dengan arus kuat yang juga menuju arah selatan. Kapal yang sempat terombang-ambing sekitar 15 menit itu sebelumnya juga dihantam gelombang tinggi sekitar dua meter pada bagian lambung kanan.
Kendati tidak ada korban jiwa dalam musibah kali ini, sejumlah muatan yang berada di Car Deck akhirnya terjungkal sehingga merusak kendaraan lain yang ada di sekitarnya. Selain muatan truk yang berserakan di dalam Car Deck kapal, sejumlah kendaraan dilaporkan mengalami kerusakan yang cukup parah. KMP Prathita IV saat itu diketahui mengangkut puluhan kendaraan 12 unit sepeda motor, 1 unit kendaraan kecil (KK), 4 unit truk sedang, 2 unit truk besar serta 1 unit truk tronton dan puluhan penumpang. 4 unit truk yang terjungkal seperti efek domino menggencet kendaraan lain yang ada di sekitarnya sehingga sedikitnya 6 unit kendaraan yakni 1 unit sepeda motor, 1 unit KK, 3 unit truk sedang dan 1 unit truk tronton mengalami kerusakan. Penumpang yang berada di dek atas, dibuat panik bahkan ada yang beretiak histeris. Sekitar pukul 10.55 wita kemudi KMP Prathita kembali normal dan sekitar pukul 11.15 WIB bersandar di dermaga MB I Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk. Arus penyeberangan lintas Jawa-Bali pun menjadi terganggu serta jadwal kapal mengalami perubahan.
Terjadinya musibah yang menimpa KMP Pratitha IV di perairan selat Bali itu dibenarkan pihak Syahbandar Ketapang. Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Ketapang atau Syahbandar Ketapang, Isprianto dikonfirmasi Kamis kemarin mengatakan terjungkalnya sejumlah kendaraan dalam kapal itu bukanlah faktor human error atau kesalahan yang diakibatkan tidak dilakukannya pengawasan proses pengikatan kendaraan (Lassing) namun murni diakibatkan oleh faktor cuaca buruk yang tiba-tiba terjadi saat itu diperiaran Selat Bali. Menurutnya faktor alam memang tidak bisa diprediksi kendati pihaknya melakukan pengawasan dilakukan secara maksimal terlebih menjelang angkutan arus mudik.
Kendati laporan prakiraan cuaca yang diterima pihaknya dari BMKG menyebutkan tinggi maksimal gelombang air lautnya hanya 0, 8 meter namun menurutnya kenyataannya setelah dilihat di Selat Bali justru dari jauh kelihatan buih ombak berwarna putih yang berarti gelombang sedang tinggi dengan perkiraan tinggi sekitar 2 meter. Pihaknya memastikan seluruh muatan sudah dievakuasi dengan alat berat dan kerugian yang timbul akibat musibah tersebut ditanggung oleh Jasa Raharja. Pihaknya menghimbau kepada Nahkoda-nahkoda kapal penyeberangan agar lebih berhati-hati dan intens berkoordinasi lewat radio dengan instansi terkait di Pelabuhan.