
balitribune.co.id | Mangupura - Banyaknya sekolah rusak akibat cuaca buruk di Kabupaten Badung menjadi perhatian serius kalangan DPRD setempat.
Dewan Badung pun mendesak esekutif secepatnya melakukan perbaikan terhadap sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan tersebut. Mengingat sekolah yang dilaporkan mengalami kerusakan dampak dari cuaca buruk beberapa waktu lalu cukup banyak bahkan mencapai puluhan sekolah di seluruh Badung.
Ketua Komisi IV DPRD Badung I Nyoman Graha Wicaksana menyatakan kerusakan sekolah ini wajib segera ditangani agar tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah.
Ia juga mengaku sudah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Badung untuk mendorong percepatan perbaikan sekolah rusak ini.
Dari laporan Disdikpora Badung sebagian besar sekolah yang rusak selama cuaca buruk masuk kategori ringan dan sedang.
"Iya, terkait kerusakan sekolah ini kami di Komisi IV sudah berkoordinasi dengan Disdikpora Badung. Menurut Disdikpora ada sekitar puluhan sekolah rusak akibat cuaca buruk baik sekolah SD maupun SMP yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten," ujarnya, Minggu (2/3).
Sebagian besar sekolah yang rusak terjadi pada bagian plafon dan juga atap. "Laporan sebagian besar atap jebol. Dan masuk kategori rusak ringan dan sedang," kata Graha.
Politisi PDIP asal Kuta ini menyebut jebolnya plafon sekolah dalam waktu yang hampir bersamaan ini murni disebabkan oleh penggunaan bahan. Dimana plafon sekolah sebagian besar memang memakai bahan gypsum yang mudah ambrol apabila kena air.
Ia menduga air rembesan atau percikan atap membuat plafon gysum menjadi renyah sehingga jebol.
"Gypsum itu kalau kena air mudah jebol. Kemarin kan jebol pas terjadi hujan angin," jelasnya.
Atas kerusakan tersebut, Graha mengaku sudah meminta Disdikpora Badung segera melakukan langkah-langkah perbaikan.
Berkaca dari kejadian ini ia bahkan menyarankan agar kedepan plafon-plafon sekolah di Badung tidak lagi memakai bahan gypsum.
"Saran kami perbaikan plafon tidak lagi pakai gypsum. Bisa pakai PVC atau bahan lainnya. Yang penting awet, aman dan tahan lama," katanya.
Karena sifatnya bencana mantan LPM Kuta ini menyebut anggaran perbaikan bisa menggunakan bantuan tak terduga (BTT).
"Perbaikan bisa memakai dana BTT. Karena nilainya kecil-kecil langsung saja proses, sehingga proses belajar mengajar di sekolah tidak lama terganggu," tegasnya.
Sebelumnya Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menerima laporan langsung dari seorang warga terkait kerusakan SD No 1 Kutuh. Yang mana sekolah tersebut mengalami kerusakan plafon jebol.
Bupati juga langsung memerintahkan Kadisdikpora Badung I Gusti Made Dwipayana langsung melakukan perbaikan.
Kadisdikpora Dwipayana juba melaporkan bahwa selain SD No 1 Kutuh dalam seminggu ada belasan sekolah yang plafonnya juga jebol. Atas kerusakan tersebut pihaknya mengaku sudah mulai melakukan proses perbaikan.