Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Konten Kerauhan: Fenomena Kontroversial

Bali Tribune / Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum. - Wakil Rektor I Universitas Dwijendra

balitribune.co.id | Konten kerauhan saat ini sangat mudah didapat. Itu disebabkan oleh kecanggihan telepon pintar. Telepon pintar merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Dengan telepon pintar segala informasi dapat diperoleh. Alat itu dipakai sarana untuk mengunggah sebuah konten. Terkadang konten yang dibuat tidak rasional dan membahayakan dirinya sendiri. Hal itu tidak perlu ditiru. Remaja bisa berkreasi membuat konten dengan tetap menjaga keselamatannya

Akhir-akhir ini, konten kerauhan banyak diunggah di media sosial. Konten tersebut  menimbulkan kontroversi. Bagi yang pro menyatakan orang yang kerauhan itu memang dirasuki betara, yang kontra menyatakan kerauhan itu mengada-ada dan perlu dibuktikan apakah yang merasuki itu benar-benar betara.

Masih segar dalam ingatan kita, peristiwa di Karangasem  saat ngerehang sesuhunan. Ngerehang’ adalah memohon roh suci untuk bersemayam pada perwujudan barong, rangda, dan lain sebagainya. Namun pada saat acara ngerehang ada insiden, penari rangda  terluka akibat tertusuk keris. Korban akhirnya meninggal dunia.

Kerauhan tidak hanya sekali dua kali memakan korban. Baru-baru ini ada unggahan di face book.  Dalam unggahan itu ada pemangku menusuk diri dengan keris. Keris melukai perutnya. Pemangku tersebut bersimbah darah. Nitizen mempertanyakan mengapa pemangku bisa kerauhan. Mengapa orang kerahuan bisa terluka juga. Hal ini tentu menuai kontroversi. Apakah pemangku tersebut  itu pura-pura kerahuan atau tidak? Hal ini bisa mendapat cibiran dari umat lain. 

Ada juga  postingan  anak  kerauhan dengan menusukkan kerisnya ke dadanya. Anak tersebut kira-kira  berumur 7, 8 tahun. Postingan ini menuai pro dan kotra. Netizen menyatakan hal itu merupakan bentuk pelestrian budaya, sedangkan yang kontra menyatakan mengapa konten seperti itu harus diunggah di media sosial. Hal ini bisa ditiru oleh anak-anak yang lain.

Pandangan masyarakat terhadap orang kerauhan bermacam-macam. Apakah orang yang kerauhan tersebut memang dirasuki oleh roh suci perwujudan Ida Betara  atau dirasuki oleh rencang Ida Betara.

Kerauhan menurut Komang Indra Wirawan, Dekan FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, jenis kerauhan  ada dua yaitu kerauhan dewa dan ada kerauhan bhuta. Kalau kerauhan dan yang datang adalah dewa, kata dia, tentunya tata cara berbicara sesuai agama Hindu. Sesuai dengan bagaimana sesana seorang dewa. Kerauhan dewa ini kemudian dipilah lagi menjadi tiga. Di antaranya kerauhan sesuhuhan agung, kerauhan dewa dari sajeroning prasanak, dan kerauhan para rencang ida bhatara.

Kalau sudah kerauhan dewa dari sesuhunan agung atau prasanak, sifat perilaku pasti halus. Ciri lainnya pasti meneteskan air liur atau air mata ketika berbicara. Kehadiran  beliau tidak bisa dikendalikan. Sementara apabila kerauhan dari para rencang, biasanya mengambil api dan lain sebagainya (dikutip  dari Nusa Bali.com. 05 Juni 2022)

Sulit membedakan apakah orang tersebut benar-benar kerahuan. Banyak masyarakat  yang percaya bahwa orang itu kerauhan tetapi juga tidak sedikit yang tidak percaya. Masyarakat bertanya-tanya bagaimana cara membuktikan bahwa yang kerauhan itu benar-benar kerauhan. Ada yang menyatakan untuk membuktikan bahwa orang yang kerauhan itu mengada-ada atau tidak, orang tersebut harus berani menginjak bara api.

Cara ini tentu tidak tepat. Apabila orang yang kesurupan itu terbukti tidak kerauhan dan orang tersebut mengalami luka bakar, hal ini tentu menyisakan masalah bahkan bisa disebut pelanggaran HAM. Ada pendapat yang menyatakan untuk membuktikan apakah orang yang kerauhan itu benar-benar kerauhan, dilakukan dengan menyiramkan air ke tubuh orang tersebut. Apabila tubuhnya basah, itu berarti orang tersebut kerauhannya mengada-ada.

Masalah kepercayaan susah untuk dipaksakan. Orang  itu percaya terhadap orang kerauhan, ya silakan begitu juga sebaliknya. Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, janganlah terlalu mengumbar konten kerauhan di media sosial hanya untuk mencari follower dan eksis di media sosial. Postingan tersebut akan mendapatkan tanggapan dari netizen.

Tanggapan ini pasti ada yang pro dan yang kontra. Hal ini akan memperkeruh suasana. Oleh karena itu, netizen perlu memiliki kompetensi literasi digital. Leterasi digital itu bukan hanya berupa  kemampuan untuk mengoperasikan teknologi berupa perangkat digital dan internet tetapi literasi digital berupa  kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif.

Menurut Japelidi   (Jaringan Pegiat Literasi Digital)  kompetensi literasi digital itu ada sepuluh. Dua diantaranya  adalah 1) Produksi: Kompetensi dalam menyusun informasi baru yang akurat, jelas, dan memperhatikan etika. 2) Analisis: Kompetensi menganalisis dengan melihat plus minus informasi yang sudah dipahami sebelumnya. Konten yang akan diunggah dianalisis dahulu apakah konten tersebut cocok untuk diunggah dan dikonsumsi masyarakat. Apakah konten itu akan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Apa segi positif dan negatif  dari konten itu? Semua itu harus dipertimbangkan dengan baik sehingga konten atau unggahan itu tidak melukai hati masyarakat. Mari kita beretika dan bijak dalam bermedia sosial.***

wartawan
Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum.
Category

Anggota DPRD Badung Dampingi Wabup Bagus Alit Sucipta Serahkan Penghargaan Tertib Administrasi di Dalung dan Sading

balitribune.co.id | Mangupura - Para anggota DPRD Badung mendampingi Wakil Bupati Badung Bagus Alit Sucipta menyerahkan akta kematian dan penghargaan atas Prestasi Tertib Administrasi Pengurusan Akta Kematian kepada keluarga (Alm) I Nyoman Wirya di rumah duka, Banjar Tegal Jaya, Desa Dalung, Kuta Utara, Jumat (24/4).

Baca Selengkapnya icon click

Pemerintah Kota Denpasar Bangun 5 Gedung Sekolah Baru di Tahun 2025

balitribune.co.id | Denpasar - Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kota Denpasar melakukan pembangunan 5 gedung sekolah baru di tahun 2025. Pembangunan ini bertujuan untuk memajukan pendidikan di Kota Denpasar dan mewujudkan pendidikan berkualitas sesuai dengan Visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Sedana Arta Raih Peringkat Tertinggi Penyelenggaraan Pemerinta Daerah

balitribune.co.id | Balikpapan - Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta hadiri Puncak Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda) ke-29 tahun 2025 sekaligus menerima piagam penghargaan peringkat tertinggi untuk Prestasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dengan Skor 3,7566 dan Status Kinerja Tinggi. Penerimaan penghargaan tersebut berdasarkan Evaluasi Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah (EPPD) Tahun 2024 oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya icon click

Dishub Denpasar Tertibkan Truk Parkir Sembarangan di Kawasan Jalan Cargo

balitribune.co.id | Denpasar - Dinas Perhubungan Kota Denpasar melaksanakan Sidak Lalu Lintas dan Angkutan di kawasan Jalan Cargo pada Jumat (25/4). Kegiatan rutin untuk mendukung pengawasan dan pengendalian efektifitas pelaksanaan kebijakan lalu lintas dan angkutan jalan ini turut menindak dengan memberikan sanksi tilang bagi 2 sopir kendaran truk yang kedapatan parkir sembarangan.  

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Bupati Sanjaya Tinjau Ruang Ramah Anak di Pura Luhur Batukau

balitribune.co.id | Tabanan - Suasana khidmat menyelimuti Pura Luhur Batukau, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan saat Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., memimpin persembahyangan Pujawali, Kamis (24/4), bertepatan dengan Wraspati Umanis Dunggulan atau Manis Galungan. Bersama istri, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, Bupati Sanjaya turut hadir didampingi Wakil Bupati, I Made Dirga dan istri, Ny.

Baca Selengkapnya icon click

PMI Meninggal di Korea Selatan, BPJAMSOSTEK Serahkan Santunan JKM Rp 85 Juta kepada Ahli Waris

balitribune.co.id | Tangerang - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK menyerahkan santunan Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp85 juta kepada ahli waris dari almarhum Musthakfirin, seorang PMI yang meninggal dunia saat bekerja di atas kapal di Korea Selatan yang dinyatakan meninggal dunia pada 15 April 2025 pukul 23.52 waktu setempat akibat tenggelam di Perairan Hongdo, Sinan-gun, Jeollanam-do.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.