Korban Banjir Bandang Tinggal di Tenda, Masyarakat Diminta Waspada dan Siaga | Bali Tribune
Diposting : 25 January 2021 01:18
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/BANTUAN - Bantuan masih terus mengalir untuk korban banjir bandang yang hingga kini masih ditampung di tenda darurat.
balitribune.co.id | Negara - Kondisi korban banjir bandang di Jembrana yang kini berada di tenda pengungsian mengundang keprihatinan. Bantuan masih terus mengalir dari berbagai pihak. Kini semua lapisan masyarakat diminta siaga terhadap potensi bencana.
 
Banjir bandang yang terjadi pada Jumat dan Sabtu (15 – 16/1/2021 ) lalu menyebabkan kerusakan infrastruktur. Dampak banjir bandang yang terjadi pecan lalu itu hingga kini masih di rasakan oleh warga di wilayah yang sempat diterjang luapan air sungai.  Tidak sedikit bangunan rumah warga yang rusak setelah diterjang air sungai yang meluap. Seperti salah satunya permukiman warga Banjar Loloan, Desa Medewi yang diterjang luapan Tukad Yehsatang (perbatasan Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan).
 
Sedikitnya 12 rumah di Banjar Loloan, Desa Medewi terendam, 1 rumah diantaranya hanyut dan dua lainnya rusak berat. Warga yang kini rumahnya tidak bisa ditempati tersebut masih tinggal di tenda pengungsian. Kondisi mereka yang kini serba darurat mengundang keperihatinan dan kepedulian dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Pengurus Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) Lokal Jembrana. Para pegiat radio komunikasi ini berswadaya memberikan bantuan.
 
Ketua ORARI Lokal Jembrana I Wayan Artika mengatakan pihaknye mengumpulkan donasi dari anggota di Kabupaten Jembrana. Donasi yang terkumpul tersebut disalurkan berupa sembako. Selain di Banjar Loloan, Medewi, pihaknya juga mendistribusikan bantuan swadaya ini ke Posko Banjir di Tempek Alun-Alun, Banjar Pasar Pekutatan. “Ini merupakan bentuk kepedulian kami sebagai organisasi sosial. Minimal setiap ada musibah dan bencana kami bisa hadir membantu sesame,” tandasnya.
 
Bupati Jembrana I Putu Artha menyatakan, sebelumnya pihak sudah turun langsung ke lokasi yang dilanda banjir bandang, bak yang di Desa Medewi, Desa Pulukan maupun di Desa Pekutatan. Selain memberikan semangat kepada para korban, Bupati asal kecamatan Melaya ini juga mendistribusikan bantuan berupa sembako kepada masyarakat terdampak. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan siaga terhadap kerawanan maupun potensi terjadinya bencana. "Kita tidak bisa memprediksi akan terjadinya bencana. Masyarakat agar tetap kuat, hingga saat ini pemerintahan melalui dinas terkait terus melakukan berbagai upaya untuk menangani bencana banjir yang terjadi. Evakuasi penanganan, bantuan makan dan kesehatan juga telah dilakukan," ujarnya.  
 
Bupati Artha juga menyoroti ambruknya jembatan penghubung antar banjar di Desa Medewi.  Artha mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai dan Pemerintah Provinsi Bali. Pihaknya berharap akses jalan desa yang terputus setelah tersapu banjir tersebut bisa segera ditangani oleh instansi yang berwenang. "Sebagai akses penghubung antar banjar di Desa Medewi, ini sangat penting. Jika ada jembatan tentu perekonomian masyarakat akan berangsur membaik. Kita akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai dan Provinsi untuk mencari solusi agar segera bisa diatasi, mengingat ruas jalan tersebut sebagai akses vital bagi warga yang tinggal di kedua banjar," tandasnya.