balitribune.co.id | Mangupura - Demi kenyamanan bersama, pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengimbau masyarakat yang akan melakukan perjalanan dari Bali menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island State (KTT AIS) Forum 2023 pada tanggal 10-11 Oktober 2023 di Nusa Dua Kabupaten Badung, untuk dapat tiba di bandara 2-3 jam sebelum waktu keberangkatan guna menghindari kepadatan lalu-lintas sekitar bandara.
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai-Bali, Handy Heryudhitiawan mengungkapkan, saat ini Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai melayani rata-rata 63-65 ribu penumpang domestik dan internasional dan 390 pergerakan pesawat setiap harinya. "Untuk itu dibutuhkan kolaborasi dan sinergi yang kuat dengan seluruh stakeholder di lingkungan bandara dan juga peran serta masyarakat dalam memastikan kelancaran operasional bandara dalam rangka mendukung KTT AIS," tegasnya dalam siaran persnya, Sabtu (7/10).
Senada dengan Handy, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Agustinus Budi Hartono menyampaikan dukungan terhadap pelaksanaan KTT AIS di Bali. “Kami telah melakukan pengawasan dan memastikan kesiapan sarana dan prasarana di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Untuk itu Otoritas Bandar Udara Wilayah IV sudah melakukan Rapat Koordinasi, Rapat FAL (Fasilitation) dan Table Top dengan seluruh pemangku kepentingan terkait kedatangan dan keberangkatan kepala negara, para delegasi, dan peserta KTT AIS. Guna pelayanan dan kelancaran pada saat kedatangan dan keberangkatan peserta KTT AIS juga telah dibentuk Panitia Pendukung Penyelengaraan KTT AIS,” jelasnya.
Sementara itu, General Manager Perum LPPNPI (AirNav) Cabang Ngurah Rai, Suryadi Joko Wiratmo menyatakan kesiapan pihaknya terkait pengaturan lalu-lintas udara selama pelaksanaan KTT AIS. “AirNav Indonesia siap memberikan dukungan pelayanan, baik pada saat kedatangan maupun keberangkatan peserta KTT AIS di Bandara I Gusti Ngurah Rai sesuai dengan koordinasi yang selama ini telah dilakukan dengan para stakeholder penerbangan yang dipimpin oleh Otoritas Bandara. Kami telah memastikan kesiapan sisi SDM, fasilitas maupun prosedur beserta kontigensinya. Dalam pengaturan lalu-lintas udara, kami juga berusaha semaksimal mungkin agar pelayanan terhadap VVIP tidak berpengaruh banyak terhadap pengaturan penerbangan reguler,” kata Suryadi.