Lagi Dua Bocah Jembrana Meninggal di Sanglah, Dinkes Pastikan Akibat DBD | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 12 March 2020 07:26
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/FOGGING - Dinas Kesehatan Jembrana kini meningkatkan intensitas foging setelah kasus DBD merebak disejumlah wilayah di Jembrana.
Balitribune.co.id | Negara - Dua bocah yang meninggal setelah sempat dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar dipastikan kematiaannya disebabkan terpapar demam berdarah dengue (DBD). Kepastian kematian kedua korban DBD tersebut sesuai dengan hasil penelusuran dan konfirmasi pihak Dinas Kesehatan ke pihak fasilitas kesehatan yang sempat menangani dan merabat keduanya.
 
Sebelumnya dua bocah masing-masing Rofi Rahman (9) asal Desa Kaliakah, dan Mohamd Nazar Romadon (11) asal Desa Baluk sempat menjali perawatan dan penanganan medis. Setelah dilarikan ke Puskesmas I Negara di Kaliakah, keduanya dirujuk ke RSU Negara hingga akhirnya dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. Akhirnya kedua bocah meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RSUP Sanglah Denpasar. 
 
Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana telah menelusuri penyebab kematian dua bocah tersebut. Dari hasil penelusuran dan konfirmasi Dinas Kesehatan ke dokter yang menangi korban di Puskesmas hingga RSU Negara dan RSUP Sanglah Denpasar, dipastikan kematian dua bocah, Selasa (10/3), tersebut akibat demam berdarah dengue (DBD). 
 
Plt Kepala Dinas Kesehatan Jembrana I Putu Suekantara didampingi Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit I Gusti Agung Putu Arisantha dikonfirmasi Rabu (11/3) menyatakan kedua korban dipastikan meninggal dunia akibat dbd great 3 sampai 4. “Memang hasil konfirmasi kami, dari kedua pasien itu memang betul (meninggal) karena demam berdarah,” ujarnya. 
 
Kabid Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, wilayah tempat tinggal Mohamad Nazar Romadhon di Desa Baluk dari catatan pihaknya merupakan daerah yang selama ini terbebas dari kasus DBD. Selama ini menurutnya tidak ada catatan warga di daerah tersebut sakit atau panas akibat gejala DBD. Atas adanya korban jiwa akibat DBD, Dinas Kesehatan mengaku akan menyelidiki lebih jauh dari mana korban bisa tertular demam berdarah. “Sampai saat ini kita tidak ada daerah andemis atau data di sekitar rumah itu yang menderita infeksi dengue inilah yang menariknya kasus ini. jadi pertanyaan kita apakah paien ini terinfeksi di rumahnya atau di luar atau diluar kabupaten, ini kita perlu lakukan kajian. tapi bagaimanapun kita dari dinas kesehatan turut berduka cita atas meninggalnya kedua adik kita ini akibat demem berdarah,” tegasnya.
 
Pasca merebaknya demam berdarah di Kabupaten Jembrana, upaya antisipasi kian digencarkan. Salah satu tindakan antisipasi yang dilakukan yakni meningkatkan intensitas fogging serta menggalakan pemberantasan sarang nyamuk. “Mengantisipasi peningkatan kasus, puskesmas harus berkoordinasi dengan pihak desa untuk kembali mengaktifkan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk setiap hari jumat. Semua petugas kesehatan agar siap siaga ketika ada masyarakat demam,” tandasnya.