Mangupura, Bali Tribune
Sesuai dengan tema PIP yakni smart city termasuk di sektor pertanian, rombongan Pekan Informasi Pembangunan (PIP) Badung menggali kiat dan strategi di Agrokusuma Kota Batu. Keberpihakan Badung terhadap petani dan pertanian pun kian tebal.
Setelah menempuh perjalanan hampir 2,5 jam dengan pengawalan polisi dari Surabaya, sekitar pukul 13.00 Wita, Selasa (10/5), rombongan PIP Badung tiba di Kota Batu. Ini terkait penerapan smart city di sektor pertanian. Dengan e-pertanian, petani diharapkan tak lagi menjadi objek spekulan dan berharap masyarakat bangga jadi petani.
Di objek Agrowisata Kusuma Kota Batu, rombongan langsung melihat dari dekat strategi atau kiat budi daya, pengolahan serta pasar. Di luar itu, tempat ini dikenal sebagai wisata agro yang mampu menyedot pengunjung dalam jumlah besar.
Berdasarkan data, jumlah kunjungan ke objek wisata ini per harinya mencapai 6-8 ribu terutama pada masa high season. Sementara untuk hari-hari biasa, jumlah kunjungan mencapai 2.000 orang. Selain menikmati wisata petik buah apel, pengunjung bisa menikmati wisata air dan sejuknya cuaca di kota yang merupakan hasil pemekaran Kota Malang ini.
Hal ini diakui Nanang, salah seorang pengelola objek Agrokusuma. Menurutnya, objek ini memberikan nilai tambah yang cukup besar bagi Pemerintah Kota Batu dan masyarakat sekitar. Selain mampu menampung tenaga kerja yang cukup besar, katanya, kehadiran ribuan wisatawan per harinya mampu menggeliatkan ekonomi masyarakat.
Demikian juga dengan hasil budi daya apel, jeruk dan jambu yang dikelolanya. Di luar sebagai objek wisata agro, produksi aneka buah ini benar-benar mampu diolah dengan baik menjadi produk baru yang memberi nilai tambah terutama saat panen raya. Aneka buah ini diolah menjadi berbagai produk olahan seperti aneka jus serta produk lainnya. “Dengan produk ini, buah tetap memberi nilai tambah walaupun saat panen raya,” katanya.
Dari Agrokusuma, rombongan PIP berkesempatan mengunjungi Jawa Timur Park II yang merupakan objek wisata alternatif berupa kebun binatang. Di tempat ini, pengunjung dapat berinteraksi dengan ratusan spesies hewan, termasuk yang hampir punah. Jawa Timur Park 2 ini juga memiliki museum satwa. Binatang yang telah mati diawetkan kemudian disimpan di museum itu.
Angka kunjungan pun cukup mencengangkan. Pada musim liburan, angka kunjungan bisa mencapai 5.000-an orang per harinya. Objek kunjungan lainnya, masih di Kota Batu, yakni Museum Angkut yang menampilkan ribuan jenis alat transportasi sejak zaman dahulu baik berupa sepeda, motor, mobil, heli dan pesawat, termasuk dokar dan yang lainnya. Museum ini juga sangat diminati wisatawan.
Hikmah apa yang bisa diambil dari kunjungan di tiga objek ini? Bupati Badung Nyoman Giri Prasta yang didampingi Sekkab Badung Kompyang R. Swandika menegaskan, kunjungan ke Kusuma Agrowisata ini merupakan langkah kongkret turun ke lapangan khususnya di Agrokusuma Kota Batu. Di tempat ini, ujarnya, ada aneka tanaman seperti apel dan jambu. “Ini menjadi inspirasi untuk penerapan agrowisata berbasis perkebunan di Badung,” katanya.
Selain untuk kebutuhan agrowisata, katanya, di Badung banyak berdiri hotel dan restoran. Produk pertanian di Badung berpeluang diserap oleh hotel dan restoran. Untuk itu, dia akan memacu petani untuk bisa menghasilkan produk pertanian berkualitas. Pemkab Badung pun akan membantu mulai dari hulu, tengah hingga hilir. Hulunya berupa bibit dan pupuk, tengah berupa proses produksi dan hilir proteksi harga pascaproduksi.
Kunjungan ini juga dikaitkan dengan smart city di sektor pertanian. Lewat aplikasi, petani nantinya mematok harga sehingga tengkulak tak bisa mempermainkan harga. “Selain itu, petani akan diproteksi sehingga petani tak sampai rugi,” katanya.