balitribune.co.id | Singaraja - Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana bersama dengan Komandan Kodim 1609/Buleleng Letkol Kav. Angga Nurdyana menyerahkan hasil bedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kemiskinan Ekstrem dengan dana Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP) di Desa Ringdikit dan Desa Pangkungparuk, Kecamatan Seririt. Ada masing-masing dua hasil bedah RTLH di dua desa tersebut yang diserahkan secara langsung, Rabu (18/10).
Lihadnyana dalam pengarahannya menjelaskan bahwa kolaborasi terus dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Buleleng. Termasuk dengan TNI dalam hal pengerjaan dan perusahaan-perusahaan yang ada di Buleleng dalam hal pendanaan melalui TJSLP. Hal ini merupakan sebuah bentuk gotong royong untuk bersama membangun Buleleng.
"Pemerintah harus hadir dengan berbagai upaya agar kemiskinan ekstrem bisa diatasi segera. Kolaborasi memang sangat diperlukan dalam hal ini,” jelasnya.
Dengan kolaborasi, pengentasan kemiskinan ekstrem dan juga kemiskinan bisa dilakukan dengan lebih cepat. Selain kemiskinan ekstrem, Buleleng banyak juga memiliki masyarakat di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu, pemerintah harus hadir karena seyogyanya ini adalah tanggung jawab bersama. Sejak dahulu pemerintah sudah membantu masyarakat khususnya di desa seperti pemberian Gerbangsadu.
“Selain itu ada simantri, beasiswa kepada masyarakat miskin. Dengan bantuan-bantuan tersebut, ternyata masih ada yang miskin. Ini yang perlu kita pikirkan bersama,” ujar Lihadnyana.
Sementara itu, Letkol Kav. Angga Nurdyana menyebutkan bahwa TNI terlibat dalam pengentasan kemiskinan ekstrem melalui Karya Bakti TNI 2023. Selain dikerjakan TNI, bedah RTLH ini juga dikerjakan oleh masyarakat dan pihak ketiga. Hingga saat ini ada sembilan RTLH yang sudah tuntas dikerjakan. Jumlah tersebut terletak di tiga kecamatan yaitu Seririt, Gerokgak dan Tejakula.
“Sudah sesuai dengan apa yang ditargetkan. Pengerjaannya sesuai dengan desain dan pendanaan yang telah diberikan dari Pemkab Buleleng,” sebutnya.
Dirinya menambahkan bantuan dari masyarakat juga sangat membantu untuk pengerjaan RTLH ini. Dengan begitu, ia yakin dari sisi waktu, target bisa terkejar hingga akhir tahun ini. Hingga saat ini, belum ada hambatan yang berarti dari sisi pengerjaan. Akses jalan ke lokasi pengerjaan masih dekat sehingga masih bisa ditangani. Namun, untuk daerah seperti Kecamatan Sukasada yang wilayahnya banyak pegunungan, masih perlu lebih banyak gotong royong untuk menyalurkan bahan bangunan.
“Anggota juga akan ditambah kemungkinan khusus daerah yang akses materialnya agak sulit. Jumlah tambahan anggotanya sesuai dengan kebutuhan,” imbuh Angga Nurdyana.