Diposting : 5 May 2019 22:41
Agung Samudra - Bali Tribune
balitribune.co.id | Bangli - Guna menyemarakan HUT Kota Bangli, dilangsungkan lomba penjor yang persertanya melibatakan seluruh Organisasi Perangkar Daeraha (OPD) di lingkungan Pemkab Bangli dan perwakilan desa dari masing-masing kecamatan.
Dari ratusan penjor perserta sepintas, tampak beberapa penjor perserta lomba motif dan aksesorisnya hampir sama. Patut diduga penjor tersebut bukan garapan perserta, namun di dapatan dengan cara membeli di pedagang penjor. Tentu realita tersebut tidak sesuai dengan makna dari lomba penjor yakni sebagai wahana menyalurkan kreatifitas seni dikalangan pegawai dan untuk memupuk rasa kebersamaan antara pegawai.
Koordinator lapangan lomba penjor yakni dari Dinas Lingkungan Hidup melalui Sekrertaris, Gusti Laksana mengatakan untuk lomba penjor diikuti 138 peserta. Untuk penilianan melibatkan tim penilai dari Dinas Pendidikan, Pariwisata dan Lingkungan Hidup. “Untuk penilian lomba penjor sudah dilakukan hari ini (jumat-red),” ujar Gusti Laksana, Jumat (3/5).
Lanjut Gusti Laksana yang menjadi obyek penilian dalam lomba penjor diantaranya dari segi keindahan dan kerapian serta kreatifitas seninya. Disinggung terkait dugaan adanya perserta lomba yang membeli penjor yang sudah jadi, kata Gusti Laksana tentu tim penilai akan tahu melihat dari garapan penjor yang sama persis satu dengan yang lainnya. “Mungkin mereka hanya ikut berpartisipasi saja,” ungkap Gusti Laksana.
Terpisah anggota DPRD Bangli I Wayan Subagan saat dikonfirmasi terkait dugaan adanya perserta lomba penjor yang membeli penjor sudah jadi, sangat menyayangkan jika sampai hal tersebut terjadi. Menurut I Wayan Subagan sejatinya dilaksanakanya lomba penjor tiada lain untuk memerikan ruang bagi pegawai bisa menujukan kreatifitas seninya. Selain itu pula untuk menumbuh kembangkan rasa kebersamaan pegawai di masing – masing OPD. “Kalau dibilang masalah waktu tidak, membikin penjor bisa dilakukan usai jam kantor atau pas hari libur, ini kembali pada pimpinan OPD bersangkutan,” tegas politisi dari PDIP ini.
Ke depanya untuk penilaian lomba penjor dilakukan mulai dari penggarapan, sehingga diketahui apa memang benar - benar OPD membuat penjor atau dengan cara membeli. “Ke depannya untuk penilaian dilakukan lebih selektif, bila perlu darai awal penggarapan sehingga tujuan lomba tidak mubazir,” tegas I Wayan subagan.