Gianyar, Bali Tribune
Tidak hanya sekolah swasta, sekolah negeri sekalipun kini harus terus berlomba untuk membangun kepercayaan terhadap orangtua siswa. Terlebih di tengah pembangunan pendidikan yang pesat ini, sekolah yang tidak lagi mendapat kepercataan akan semakin tertinggal. Kondisi ini pula dialami SDN 2 Keramas.
Kelian Banjar Gelgel, Keramas, Putu Agus Sutanaya, yang dihubungi Bali Tribune, Selasa (12/7), mengatakan, apapun yang dilakukan bila kepercayaan orangtua sudah menurun, pihaknya tidak bisa memaksa. Sebagai banjar yang merayoni SDN 2 Keramas, dirinya mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk mengarahkan warganya agar menyekolahkan anaknya di SD tersebut. Namun, para orang tua yang kini sangat selektif, memilih menyekolahkan anaknya di sekolah lain.
Sebagai kelian, dirinya tidak memiliki hak untuk memaksa orangtua siswa agar sekolahkan anak di SDN 2. Di sisi lain, pihaknya juga khawatir jika sekolah tersebut di regrouping. “Para orangtua tidak ada kepercayaan lagi karena letak sekolah dekat jurang, faktor guru, dan lainnya. Harapan kami, pemerintah memberikan solusinya, kami ingin sekolah tersebut terus berdiri,” harap Sutanaya.
Sementara itu Kadisdikpora Gianyar Made Suradnya menyempatkan diri memantau kondisi sekolah tersebut. Diterima Kepala Sekolah dan para guru, dilaporkan jika kondisi sekolah tersebut sudah sejak lama krisis siswa. Kepala SDN 2 Keramas Gusti Putu Kencana mengaku sudah gencar melakukan sosialisasi ke banjar-banjar yang ada di Desa Keramas, Khususnya Banjar Gelgel lingkungan sekolahnya. Disebutnya, di Keramas terdapat 4 SD negeri dan 1 SD swasta, yang anehnya Banjar Gelgel yang padat penduduk justru tidak mendapat siswa. Bahkan tahun ajaran baru ini, siswa yang mendaftar baru tiga siswa dan kemungkinan siswa tersebut batal sekolah di sana, karena siswa tersebut tidak ada teman bermain. “Higga hari kedua, sudah ada 3 siswa yang mendaftar. Hanya saja, siswa baru yang mendaftar justru tidak ingin sekolah di sini,” tuturnya kepada Kadisdik.
Putu Kencana juga membenarkan kalau sekolahnya saat ini hanya ada 31 siswa, dan kelas VI saat ini hanya satu siswa. pihaknya mengaku sudah berupaya keras untuk bersosialisasi dan meningkatkan prestasi siswa, namun tetap tidak mendapat siswai. Bahakn, dari enam siswa yang lulus tahun ajaran ini lima siswa mendapat SMP negeri dan satunya mendapat swasta. Smentara tenaga pendidik yang ada berjumlah 12 guru termasuk Kepsek, 5 diantaranya PNS dan sisanya guru tidak tetap (GTT).
Menyikapi persoalan tersebut, Kadisdikpora Made Suradnya mengaku tidak bias memaksakan siswa atau orangtua siswa menyekolahkan siswanya di SDN 2 Keramas. Sedangkan untuk melakukan regrouping juga tidak mudah, mengingat masih banyak persoalan yang mesti dituntaskan. Untuk itu, dirinya juga akan bersurat ke sekolah-sekolah yang mengalami situasi yang sama, terkait krisis siswa dan mencarikan jalan keluarnya.
Dikatakannya lagi, kondisi sekolah tersebut masih sangat layak untuk sebagai tempat belajar mengajar, “Lihat saja, kondisinya sejuk, sepi dan gedungnya masih bagus. Masih sangat layak sebagai tempat belajar mengajar,” tandasnya.