Malu Menyandang Desa Miskin, Pupuan Optimis Bangkit | Bali Tribune
Diposting : 29 August 2018 15:06
Redaksi - Bali Tribune
PANTAU - Perbekel Pupuan I Wayan Sumatra saat memantau bedah rumah pada KK Miskin di desanya,
BALI TRIBUNE - Desa Pupuan, Tegallalang merupakan desa terujung dengan jumlah KK miskin terbanyak di Gianyar. Namun Kondisi ini tidak mambuat aparatur desa setempat larut dalam kepasrahan. Dari sandangan  desa mereka optimis menjadi desa maju mulai tahuan 2017 ini. 
 
Perbekel Pupuan I Wayan Sumatra yang ditemui BALI TRIBUNE - , Selasa (28/8), saat memantau sejumlah KK Miskin mengungkapkan, pihaknya optimis angka kemiskinan di desanya menurun  dengan capaian 40 persen.  Indikatornya,  adanya dukungan infrastruktur dan program pemerintah daerah lainnya seperti bedah rumah, jamban dan lain-lain. “Saya tidak ingin, Pupuan  disebut-sebut lagi sebagai Desa tertinggal lantaran angka  KK misin terbanyak  dalam setiap forum resmi atau di media. Kami optimis bisa  merubah predikat tersebut melalu pembangunan yang nyata,” yakin Sumatra.
 
Indikasi kemajuan desa, juga dintandai dengan prestasi warga desa.  Dari serangkaian lomba, Pupuan diakauinya dulu  hany sekadar ambil bagian. Namun kini sejumlah prestasi mulaia ditoreh dalm dalam setahun terakhir, 14 jenis piala sudah terpajang dari berbagai lomba yang diikuti. “Ini kami apresiasi, karena menunjukkan bahwa warga kami memiliki smenhat untuk bangkit di segala bidang,” bangganya.
 
Lanjutnya, secara infrastruktur lingkungan, Desa Pupuan rata-rata memiliki jalan lingkungan yang baik. Hanya menurutnya, akses jalan kabupaten sekitar 15 km kondisinya sudah mengalami kerusakan.  Syukurnya, jalan lingkungan, rata-rata sudah bagus dan dibangun dengan cara betonisasi. Namun jalan kabupaten mengalami kerusakan, dan pihak sudah terus berjuang ke Pemkab Gianyar. “Kemajuan desa kami tidak terlepas dari anggaran yang masuk melalui APBDes atau dana lainnya kurang lebih Rp 7 miliar,” terangya.
 
Sementara itu dimakluminya, anggaran untuk infrastruktur ke Kecamatan Tegalalang masih sangan minim. Dimana anggaran untuk Bina Marga yang Rp 165 miliar lebih, anggaran yang masuk ke Tegalalang paling sedikit. Sehingga diharapkannya, bila pemerintah ingin mengentaskan kemiskinan, diharapkan memberikan porsi anggaran pada wilayah pinggiran.
 
Dikatakannya lagi, pengentasan kemiskinan di wilayahnya selain melakukan pembangunan infrastruktur, Sumatra menjelaskan membangun bedah rumah bagi warga yang tidak memiliki rumah tidak layak huni. Di Tahun 2018 ini, sebanyak 32 unit bedah rumah di bangun, masing-masing bedah rumah dianggarkan Rp 35 juta dengan bangunan berukuran 4 X 7 termasuk kamar mandi.
 
Diakuinya, di awal dirinya menjabat sebagai perbekel Tahun 2014 lalu, di wilayahnya terdapat ratusan rumah tidak layak huni. Desa dengan 7.000 jiwa (1.437 KK) tersebut di awalnya terdapat 40% KK miskin atau sekitar 793 KK miskin. Kini jumlah tersebut berkurang menjadi 452 KK miskin. “Tiap tahunnya kami bangunbedah rumah, baik melalui dana desa dan bantuan dari kabupaten dan provinsi. Namun yang belum tertangani juga masih banyak,” tambahnya. Alokasi  bedah rumah ini diberikan di setiap dusun yang meliputi tujuh dusun.