Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Masalah Akses Jalan Warga Ungasan, Koster dan DPRD Bali Desak GWK Buka Tembok Pembatas

Ketua DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya
Bali Tribune / Ketua DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya

balitribune.co.id | Denpasar - Polemik tembok pembatas yang menutup akses jalan warga Banjar Adat Giri Dharma, Desa Adat Ungasan, Kuta Selatan, Badung, memasuki babak baru. Hingga Senin (29/9) malam, manajemen Garuda Wisnu Kencana (GWK) belum juga memenuhi rekomendasi Komisi I DPRD Bali untuk membuka akses tersebut. Padahal, rekomendasi pembongkaran sudah dikeluarkan sejak 22 September 2025 dengan batas waktu tujuh hari. Ketua DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack menegaskan tenggat berakhir Senin tengah malam. 

Jika tidak dipatuhi, ia siap menandatangani surat yang memberi kewenangan penuh kepada eksekutif dan Satpol PP untuk mengeksekusi pembongkaran. 

“Kalau tidak dibongkar, besok (30/9) saya tanda tangan surat untuk eksekutif dan Satpol PP. Tembusannya juga ke Pemkab Badung karena wilayah itu masuk Badung,” ujar Dewa Jack usai rapat paripurna di Kantor Gubernur Bali, Senin (29/9).

Disinggung terkait adanya dugaan pemasangan CCTV di sekitar lokasi penutupan jalan, yang menjadi indikasi untuk memberikan tekanan agar masyarakat tidak melakukan perlawanan. Dewa Jack mengaku sudah mendengar kabar tersebut melalui media sosial, namun ia belum bisa memastikan. 

“Saya dengar juga ada melalui medsos tapi saya (pribadi) belum turun, jujur saja. Dan tadi saya juga mau dengar bahwa salah satu anggota Dewan bilang ada CCTV, tapi nggak ada yang bilang. Jadi saya belum tahu, nanti saya turun ke lokasi,” ujarnya.

Menurut DPRD Bali, masalah ini makin rumit lantaran manajemen GWK tidak pernah hadir langsung menemui Dewan. Selama ini, komunikasi hanya lewat surat atau utusan tanpa perwakilan resmi yang bisa berdialog.

Ketua Pansus Tata Ruang, Aset, dan Perizinan (Trap), I Made Supartha, bahkan menyebut sikap GWK sebagai bentuk arogansi investor. Ia menilai penutupan jalan tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mengandung unsur pelanggaran HAM dan pelecehan terhadap budaya Bali. 

“Itu tembok sudah pelanggaran HAM. Ada pura yang juga ditutup aksesnya. Tidak benar itu,” tegas Supartha.

Lebih jauh, Supartha menyinggung sisi filosofis pembangunan GWK yang dinilai tidak sesuai kosmologi Hindu Bali. 

“Dalam konsep Dewata Nawa Sanga, Wisnu seharusnya di utara, bukan di selatan. Ini menunjukkan ketidakpekaan terhadap budaya Bali,” ujarnya.

Sorotan juga datang dari Gubernur Bali, Wayan Koster. Ia menegaskan tidak ada jalan alternatif lain bagi warga selain akses yang kini ditutup tembok GWK. 

“Memang nggak ada alternatif jalan lain. Karena itu saya minta GWK membuka akses demi kepentingan masyarakat,” kata Koster.

Koster menolak klaim GWK yang menyebut jalan tersebut bagian dari aset perusahaan. Menurutnya, meskipun tanah itu milik GWK, jalur tersebut sudah lama digunakan masyarakat sehingga tidak bisa ditutup sepihak. 

“GWK juga tidak akan rugi merelakan jalan itu tetap digunakan masyarakat,” tandasnya.

Ia menegaskan permasalahan ini sedang dibahas bersama DPRD Bali, namun pemerintah provinsi juga telah meminta agar pihak GWK membuka akses tersebut demi kepentingan masyarakat. Koster menyebut, berdasarkan konfirmasi dengan sejumlah pihak di Desa Ungasan, tidak ada alternatif jalan lain yang bisa digunakan warga. 

“Memang nggak ada alternatif (jalan) lain. Jadi karena itu, saya juga meminta pihak GWK agar membuka tembok itu. Supaya akses masyarakat yang selama ini menggunakannya sehari-hari, ada anak sekolah, ada orang kerja, dan sebagainya itu bisa berjalan normal kembali,” ujarnya.

Seperti diketahui, pihak manajemen sebelumnya sempat mengkalim bahwa lahan yang ditutup tembok itu adalah lahan kepemilikikan GWK. 

Menurut Koster, alasan GWK yang menyebut jalan tersebut merupakan bagian dari aset perusahaan tidak bisa dijadikan pembenaran.
Ia menekankan, meskipun aset milik GWK, jalan itu sudah lama dipergunakan masyarakat sebagai akses utama. 

“Ya walaupun itu asetnya GWK, tapi itu kan jalannya sudah lama. Saya kira GWK juga nggak akan rugi dengan merelakan jalan itu untuk tetap difungsikan dan digunakan oleh masyarakat,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Bali I Nyoman Budiutama bersama anggota telah mengeluarkan rekomendasi terhadap masalah tersebut. Ia menegaskan penutupan jalan oleh GWK bertentangan dengan berbagai aturan. Menurutnya, penutupan jalan tanpa solusi alternatif jelas menghambat mobilitas warga dan bertentangan dengan prinsip tanggung jawab sosial perusahaan.

Jika GWK tetap tidak patuh, DPRD membuka opsi tegas, termasuk evaluasi perizinan hingga penutupan kawasan GWK. Keputusan itu akan dibahas dalam rapat pimpinan (rapim) bersama empat fraksi DPRD Bali.
“Kalau masih keras kepala, evaluasi izin bahkan penutupan GWK bisa jadi pilihan. Kita bicara kepentingan dan persatuan Bali,” katanya.
Komisi I menegaskan masyarakat juga memiliki jalur hukum lain, mulai dari mediasi, pengaduan ke pemerintah daerah, laporan ke Ombudsman, hingga gugatan ke pengadilan.

wartawan
ARW
Category

Patung Anyaman Bambu Octopus Queen Raih Rekor Muri

balitribune.co.id | Semarapura - Kadis Pariwisata Ni Made Sulistiawati mewakili Bupati Satria bersama Wakapolres Klungkung Kompol I Made Ariawan P, S.H., dan Kapolsek Nusa Penida AKP I Ketut Kesuma Jaya, menghadiri kegiatan Ceremony Penghargaan Rekor MURI atas karya Patung Anyaman Bambu terbesar di Indonesia Octopus Queen yang berlokasi di Obyek Wisata Penida Swing Park, Banjar Sompang, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, Klungkung, Kamis (25/9)lalu.

Baca Selengkapnya icon click

Bupati Klungkung Tinjau Pengerjaan Sodetan Aliran Sungai Tudad Bubuh

balitribune.co.id | Semarapura - Pemerintah Kabupaten Klungkung menanggapi ancaman abrasi yang semakin parah di wilayah Pantai Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan. Bupati Klungkung I Made Satria meninjau pengerjaan sodetan aliran sungai Tudad Bubuh di Pantai Tegal Besar, Minggu (28/9). 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Cegah Aksi "Ulah Pati", Badung Kebut Pemasangan Railing di Jembatan Tukad Bangkung

balitribune.co.id | Mangupura - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mengkebut pemasangan pagar railing di areal Jembatan Tukad Bangkung, Desa Plaga, Kecamatan Petang. Ini menyusul aksi ulah pati atau bunuh diri yang kembali terjadi di jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya icon click

Bersiap Hadapi Musim Hujan, Bupati Tinjau Trash Rack Tukad Mati dan Jalan Simpang Teuku Umar Barat

balitribune.co.id | Mangupura - Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa meninjau alat penyaring sampah (trash rack) di alur Tukad Mati, Kelurahan Legian, Kuta, pada Jumat (26/9). Turut hadir Ketua Komisi II DPRD Badung I Made Sada, serta Plt. Kadis PUPR Kabupaten Badung I Nyoman Karyasa beserta jajaran.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Gabungan Komisi di DPRD Badung Turun ke GWK, Siapkan Surat Pemanggilan

balitribune.co.id | Mangupura - Gabungan 4 Komisi di DPRD Kabupaten Badung, masing-masing Komisi I, II, III, dan IV, turun langsung mengecek lokasi penutupan akses jalan warga oleh manajemen Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Jumat (26/9) siang.

Baca Selengkapnya icon click

Rai Mantra Soroti Lemahnya Sinkronisasi Program Makan Bergizi, Minta Pengawasan Diperketat

balitribune.co.id | Denpasar - Anggota DPD RI asal Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra atau Rai Mantra, menilai maraknya kasus keracunan massal akibat makanan yang disalurkan melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah akibat lemahnya sinkronisasi kewenangan antara pemerintah pusat dan hal ini dinilai menjadi titik lemah dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi (MBG) untuk anak sekolah.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.