Denpasar, Bali Tribune
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali mengajak masyarakat ikut mengawasi siaran televisi. Berdasarkan laporan yang masuk mengatakan semakin banyak tayangan yang tidak mendidik. Hal itu disampaikan oleh Komisioner KPID Bali Ni Putu Suarini saat berorasi di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja, di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu (4/9).
Menurutnya kualitas siaran televisi juga ikut andil membentuk karakter anak muda bangsa. “Tontonan yang negatif bisa berdampak buruk terhadap karakter anak-anak kita,” jelasnya di depan masyarakat yang turut hadir mendengarkan orasi.
Untuk itu, dia menyarankan agar masyarakat membuat kelompok pemerhati siaran dan segera melaporkan ke KPID jika ada tayangan tidak sesuai dengan norma. “Dengan tayangan yang jumlahnya banyak dan nonstop, terus terang kami kesulitan SDM untuk mengawasi semua, maka dari itu saya ajak partisipasi masyarakat untuk ikut mengawasi dan melaporkan ke KPID,” imbuhnya.
Selain itu hadir pula Nyoman Sueca, Manager PLN Area Bali Selatan yang berorasi menjelaskan tentang penyebab gangguan listrik yang terjadi akhir-akhir ini. Menurutnya masalah pemadaman lampu tidak sepenuhnya kesalahan dari PLN. “Ada berbagai penyebab yang bersifat eksternal, seperti layangan, instalasi listrik yang asal-asalan dan tidak menyertakan pegawai PLN hingga pemasangan penjor yang mengenai kabel,” jelasnya. Dia mengajak masyarakat proaktif dengan lebih berhati-hati dalam membuat instalasi kabel di rumah dan juga ketika bermain.
Nengah Wenten Aryawan yang mengapresiasi langkah satu media dalam membuat dialog terbatas tentang mencari kriteria pemimpin Bali pasca Made Mangku Pastika. Menurutnya dialog seperti itu bisa memberikan gambaran bagi masyarakat dalam memilih kriteria pemimpin ke depan. Dia juga mengajak masyarakat memilih figur yang tepat untuk Bali ke depan.
Hal senada disampaikan Prof Dr Ketut Sukardika. Mencari pemimpin untuk Bali, menurutnya harus lebih baik lagi sehingga arah pembangun Bali lebih baik ke depan. Dia juga mengapresiasi langkah Pemprov Bali yang telah membangun RS Bali Mandara.
Ke depan harapannya rumah sakit tersebut bisa menampung masyarakat miskin juga. Selain itu dia juga menyarankan untuk memaksimalkan peranan puskesmas dan RS Pratama di daerah, agar masyarakat tidak selalu ke RS pusat seperti di Sanglah dijadikan rujukan.