
balitribune.co.id | Badung - Upaya memerangi polusi sampah plastik di Bali semakin digalakkan berbagai pihak termasuk pelaku pariwisata yang tergabung di asosiasi Bali Hotels Association (BHA).
Kali ini, BHA bersama Sungai Watch kembali memasang penghalang sampah atau instalasi barrier di sungai di Jalan Pendawa Kekeran, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung, Kamis (6/3) untuk melindungi saluran sungai demi kelestarian alam Bali yang menjadi daya tarik wisatawan.
Selaku Pengurus BHA, John T. G. Nielsen mengajak semua pihak turut bergerak memerangi sampah plastik. Salah satunya dengan menghindari pemakaian botol plastik sekali pakai yang diganti dengan tumbler atau wadah air minum. "Mari menjaga kelestarian alam Bali ini bisa dengan cara membawa wadah air minum yang bukan sekali pakai," katanya kepada awak media di sela-sela pemasangan penghalang sampah.
Dia menegaskan, untuk keberlanjutan, menyoroti pentingnya kolaborasi antar industri. Pasalnya, melindungi lingkungan Bali kini menjadi prioritas utama bagi semua orang, terutama di sektor pariwisata untuk membantu menjaga keindahan alam Bali.
Peluncuran penghalang sampah kedua melalui kemitraan dengan Sungai Watch ini, merupakan tonggak penting dalam visi keberlanjutan BHA yang komprehensif. Melalui inisiatif ini, BHA terus memimpin upaya pengurangan penggunaan plastik sekali pakai di seluruh hotel anggotanya dan mendidik karyawan tentang pentingnya meminimalkan penggunaan plastik baik di tempat kerja maupun di rumah.
Lokasi strategis ini dipilih karena banyaknya pembuangan sampah terbuka di bagian hilir yang berkontribusi signifikan terhadap aliran sampah plastik ke sungai dan lautan di Bali. Gary Bencheghib, salah satu Pendiri Sungai Watch menggaris bawahi pentingnya mengatasi polusi sampah plastik. "Untuk mengatasi polusi sampah plastik kita harus bekerja sejuta persen dan memberikan segalanya," ujarnya.
Dengan mengusung visi perhotelan berkelanjutan kedepannya, BHA tetap teguh dalam komitmennya untuk melestarikan warisan unik Bali dan mempromosikan praktik pariwisata yang bertanggungjawab. Pada tahun 2025, asosiasi ini akan terus membina kolaborasi antar anggotanya dan mendorong inisiatif keberlanjutan yang berdampak baik bagi lingkungan dan masyarakat lokal.
Ketua BHA, Franklyn Kocek menegaskan dari visi ini, asosiasi akan fokus pada penguatan kemitraan, mendorong inovasi, dan meningkatkan reputasi Bali sebagai destinasi kelas dunia. "Untuk mewujudkan misi ini, BHA telah memperkenalkan slogan barunya untuk tahun 2025: “Hospitality with Purpose” sebuah komitmen untuk memastikan bahwa setiap pengalaman dari turis sejalan dengan tujuan kelestarian budaya, ekonomi, dan lingkungan Bali," katanya.
Berdasarkan data Sungai Watch, di masing-masing penghalang sampah yang dipasang di sejumlah sungai di Bali, terkumpul sebanyak 1,5 ton sampah per tahun. Terdiri dari berbagai jenis sampah diantaranya, plastik, organik, residu dan lainnya. Sampah yang bisa didaur ulang akan diolah menjadi furnitur, sandal dan lainnya.