Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

In Memoriam : I Gusti Ngurah Alit Yudha

Bali Tribune

Wayan Windia - Mantan Ketua PD PPM Prov. Bali, tahun 1990-1998

balitribune.co.id | Hari Senin (12/12) saya sedang rapat di Stispol Wira Bhakti. Tiba-tiba telpun HP saya berdering. Ternyata dari Ketua Yayasan Kebaktian Proklamasi (YKP) I Gusti Ngurah Gede Yudana (Gung Ngurah). Saya menerimanya dengan biasa-biasa saja. Karena sebagai Ketua YKP, secara rutin saya menerima telpun dari Gung Ngurah. Tapi kali ini, Gung Ngurah menelpun saya dengan singkat saja. “Ndia, Gung Alit be sing nu, sudah pergi meninggalkan kita” katanya. Mungkin Gung Ngurah masih emosional. Mana ada seorang kakak kandung tidak sedih ditinggal adiknya? Apalagi seorang adik,  yang telah diajak menderita sejak kecil. Khususnya pada saat berkecamuknya perang kemerdekaan di Bali.

Saya paham maksudnya Gung Ngurah. Bahwa adiknya, I Gusti Ngurah Alit Yudha (Gung Alit) sudah meninggal dunia. Memang begitulah tata krama orang Bali. Orang yang meninggal, tidak disebutkan meninggal, tetapi disebutkan dengan istilah yang lehih kontemplatif. Misalnya : sube luas nganginan (sudah pergi ke arah timur), sube sing nu (sudah tiada), dll. Hal ini meng-indikasikan bahwa, meski seseorang sudah meninggal, tetapi jiwanya tetap hidup. Apalagi setelah disucikan, roh/jiwanya di semayamkan di sanggah kemulan (rong tiga). 

Saya tertegun, setelah mendengar berita duka itu dari Gung Ngurah. Saya juga menduga bahwa saya adalah orang pertama yang diinfo oleh Gung Ngurah. Hal ini mungkin mengindikasikan tentang kedekatan saya dengan Gung Alit khususnya, dan keluarga Puri Ngurah Rai di Desa Carangsari pada umumnya. Saya merasa terhormat dipanggil “om” oleh para cucu dari Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai. Mana ada orang seperti saya, yang orang sudra dipanggil “om” oleh keluarga besar puri dari seorang Pahlawan Nasional?

Tatkala tahun 1968, saya mulai kuliah di Fak. Pertanian Unud-Denpasar, dan aktif dalam organisasi Pemuda Panca Marga (PPM), maka ayah saya berpesan. Pesannya adalah agar saya marekan (menjadi pembantu) di Puri Carangsari. Saya tidak mengerti maksud ayah saya. Tapi segera saya katakan “ya”. Mungkin karena perintah orang tua adalah wasiat, maka saya tiba-tiba sangat dekat dengan keluarga Puri Ngurah Rai di Carangsari. Pada saat itu Gung Ngurah dan Gung Alit sedang kaya-kayanya. Beliau tinggal di Denpasar. Hampir setiap hari saya makan siang bersama-sama dengan keluarganya Gung Ngurah di Tanjung Bungkak. Kemudian menghabiskan waktu untuk ngurus PPM bersama-sama dengan Gung Alit.

Saya mengenal Gung Alit sebagai orang yang pendiam. Bicaranya ceplas ceplos. Tapi saya memahami Gung Alit memiliki prinsip yang kokoh. Meski kelihatan lemah lembut, tetapi tidak pernah bergeser kalau beliau sudah mengambil keputusan. Almarhum ibunya, yakni Desak Putu Kari sering mengatakan kepada saya, bahwa tipe kepribadian dari Gung Alit, sangat mirip dengan almarhum Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai. “Karakternya sangat mirip” katanya. Mungkin karena karakternya itu, maka Gung Alit sangat dekat dengan ibunya. Dahulu, almarhum I Gusti Ngurah Rai, juga sangat sayang kepada istrinya. Gung Alit,  sering menjadikan pesan dan kata-kata ibunya, untuk dijadikan pegangan dalam perjalanan hidupnya.        

Gung Alit juga sangat setia kepada kakaknya, yakni  Gung Ngurah. Kalau tidak ada Gung Ngurah, sering Gung Alit ngedumel terhadap tindak-tanduk kakaknya, Gung Ngurah. Tetapi kalau sudah dihadapannya, Gung Alit sangat setia kepada kakaknya. Tidak pernah sama sekali Gung Alit melawan pendapat kakaknya. Kalau sudah mengatakan “ya”, maka Gung Alit siap bertarung dengan siapa saja dan di mana saja. Gung Alit sangat sering mensitir puisinya Chairil Anwar. “Hidup harus berarti, dan setelah itu mati” katanya.  Maksudnya adalah bahwa, dalam hidup ini harus berbuat sesuatu yang bermakna bagi negeri, dan setelah itu biarlah berlalu.

Hal itulah yang dilaksanakan oleh Gung Alit ketika diputuskan untuk melakukan aktivitas Gerakan Kembali ke Desa (Gerkades). Beliau bertekad menghijaukan bukit dan pegunungan yang gundul. Beliau berpendapat bahwa pembangunan harus mulai dari desa, atau mulai dari hulu. “Dahulu, orang tua kita menggunakan hutan, bukit, dan pedesaan untuk bergerilya dan memenangkan perang kemerdekaan. “Maka sekarang kita harus membayar hutang tersebut dengan memperbaiki kawasan desa, bukit, dan hutan” katanya. Semua biaya dilakukan dengan mandiri. Mungkin diambi;l dari CSR perusahan rafting-nya. Demikianlah, Gerkades terus menggema hingga ke Banyuwangi, hingga akhirnya tenggelam tatkala putra kesayangannya Gung Daniel meninggal dunia.

Di organisasi PPM, Gung Alit, dan juga kakaknya, Gung Ngurah sangat disegani. Karena beliau adalah pendiri PPM di Bali, dan juga di Indonesia. Beliau tak henti-hentinya berpesan kepada teman-teman, bahwa yang dahulu berjuang adalah ayah kita. Kita adalah anak-anaknya, tidak tahu apa-apa. Oleh karenanya PPM harus rendah hati. Tidak boleh sombong. Tetapi beliau juga berpesan bahwa PPM harus menjaga kehormatan para veteran, pejuang, dan para pahlawan bangsa. Kalau ada yang main-main dengan para pendiri bangsa dan warisannya, maka PPM harus membelanya. Pada saat-saat berpidato dihadapan anggota PPM, Gung Alit sering emosional, dan meneteskan air mata. Mungkin eling pada almarhum ayahnya, Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai, tatkala memimpin perang kemerdekaan di Bali. Kata-katanya yang selalu saya ingat adalah : tancapkan terus panji-panji PPM.

Gung Alit, tidak saja dihormati oleh teman-teman seperjuangannya di PPM. Tetapi juga oleh para veteran dan pejuang kemerdekaan. Para orang tua itu, melihat figur I Gusti Ngurah Rai di wajah Gung Alit. Demikianlah setelah malang melintang di kancah politik, akhirnya sempat menjadi Ketua DPD Golkar Bali, Ketua Dewan Pertimbangan DPD Golkar Bali, anggota DPRD Prov. Bali dan anggota DPR-MPR RI di Jakarta. Nggih, Selamat Jalan Gung Alit, mogi Amor Ing Acintya. Merdeka...

wartawan
WW
Category

Ormas Minggir Dulu, Bali Punya SIPANDU BERADAT

balitribune.co.id | Di Bali, urusan keamanan bukan cuma soal pasang CCTV dan patroli jam malam. Lebih dari itu, ini soal menjaga "wewidangan" alias wilayah adat dari gangguan yang bukan cuma datang dari maling ayam dan sejenisnya, tapi juga dari budaya luar yang kadang sok akrab, tapi ujung-ujungnya bikin rusuh.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Sekda Alit Wiradana Hadiri Festival Gerbang Nusantara Puskor Hindunesia 2025

balitribune.co.id | Denpasar - Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana pada Sabtu (10/5) petang menghadiri Festival Gerbang Nusantara 2025 yang diselenggarakan oleh Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia) di Parkir Timur Taman Kota Lumintang, Denpasar. 

Baca Selengkapnya icon click

Bupati Adi Arnawa Tinjau Tempat Melasti di Desa Adat Abiansemal

balitribune.co.id | Mangupura - Bupati Badung Wayan Adi Arnawa melakukan peninjauan langsung ke tempat Melasti Desa Adat Abiansemal yang berlokasi di Subak Latu Jalan Pendet Latu Abiansemal Badung, Sabtu (10/5).

Seusai melakukan peninjauan dan sempat berdialog dengan warga, Bupati Adi Arnawa mendukung rencana perluasan areal lahan tempat Melasti Desa Adat Abiansemal tersebut.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

SMP PGRI 7 Denpasar Pilih Jalur Kekeluargaan Selesaikan Kasus Dugaan Penganiayaan

balitribune.co.id | Denpasar - Dugaan kasus penganiayaan terhadap seorang siswi SMP PGRI 7 Denpasar oleh rekan sekelasnya telah diselesaikan melalui jalur kekeluargaan. Penyelesaian ini dilakukan setelah pertemuan antara orang tua siswa, pihak sekolah, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bali, serta Tim Renakta Polda Bali pada Sabtu (10/5).

Baca Selengkapnya icon click

Epilepsi Kambuh Warga Songan Tenggelam di Danau Batur

balitribune.co.id | Bangli - Naas benar nasib I Nengah Muada, pasalnya pria asal Banjar Ulun Danu Desa Songan B ,Kecamatan Kintamani, Bangli ditemukan tewas karena tenggelam di danau Batur, pada Senin (12/5) sekitar pukul 04.30 wita. Kuat dugaan korban tenggelam karena penyakit eplilepsi yang di derita kambuh saat memeriksa jala perangkap ikan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.